Lihat ke Halaman Asli

Azmi Hardi Roza

Ingin menjadi ayah yang baik

Kereta Cepat sebagai Agen Perubahan (II)

Diperbarui: 4 Januari 2020   09:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Indonesia boleh bangga dengan akan melesatnya kereta cepat Jakarta -- Bandung beberapa tahun yang akan datang. Setengah lagi mimpi itu akan terwujud. Pun belum 50% proyek selesai, pembicaraan untuk melanjutkan rute kereta ini menuju Solo sudah diwacanakan, tidaklah mengapa.

Meski pembangunannya telat dibanding beberapa negara lainya, juga tidaklah mengapa. Kita adalah negara berkembang. Untuk maju, tinggal copy paste saja dari negara maju. Beberapa negara maju sudah lama memiliki kereta cepat, bahkan super cepat dan canggih, seperti Jepang, Cina dan raksasa Eropa Spanyol.

Kabar terbaru, proyek kereta cepat Jakarta -- Bandung telah mengantongi izin konsesi dari Kementerian Perhubungan. Artinya tidak lama lagi ambisi tinggi itu akan melesat kencang melintasi Batavia -- Parahayangan.

Dan Jangan lupa, di Asia Tenggara kereta cepat hanya akan di jumpai di Indonesia.

Lalu berapa kecepatan yang akan dipakai untuk melesatkan kereta peluru ini?

Sebelum menjawab pertanyaan ini, mari kita simak beberapa kereta tercepat yang sudah terlebih dahulu dioperasikan di beberapa negara maju.

Maglev Jepang. Melaju dengan kecepatan 600 km/jam Jepang memecahkan rekor tercepat kereta cepat dunia. Bahakan kecepatanya sempat mencapai 603 km/jam saat uji coba pertamanya di dekat Gunung Fuji pada tahun 2015 lalu.

Maglev Jepang ini akan dioperasikan pada tahun 2025 dengan kecepatan maksimal 500 km/jam saja, hal ini untuk alasan keamanan.

Untuk tahap awal Maglev akan melesat dari stasiun Tokyo -- stasiun Nagoya yang berjarak 286 km dengan perkiraan jarak tempuhnya diperkirakan sekitar 40 menit.

Hal ini kurang lebih sama dengan jarak tempuh KRL Indonesia rute stasiun Serpong -- Tanah Abang 32 km yang juga memakan waktu kurang lebih 35 -- 40 menit.

Jadi, jika anda bekerja di Nagoya sambil menuntut ilmu di Universitas Tokyo secara jarak dan waktu sudah dapat teratasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline