Lihat ke Halaman Asli

Ayu Hazarina

Freelancer - Penikmat Literasi Anak

Citayam Fashion Week, antara Kreativitas dan Bentuk Kelalaian Orangtua?

Diperbarui: 28 Juli 2022   01:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kalo kita mendengar pendapat warga, pejabat, atau artis tentang fenomena Citayam Fashion Week, ga jarang yang kita dengar adalah hal-hal positif dari orang-orang bersepakat dan bangga dengan kreativitas anak bangsa. 

Ya boleh jadi tulisan ini berisi pandangan sinis, mengingat kami yang diluar Jakarta memang belum pernah melihat langsung seperti apa realita di lapangan.

Tapi bolehlah ini dijadikan pemantik kesadaran supaya muncul perasaan resah untuk kemudian mulai melihat sekitar, adakah kita sudah benar-benar peduli dengan anak-anak muda yang nanti akan meneruskan perjuangan bangsa?

Tadi malam setelah munculnya video viral tentang salah satu ikon CFW yang kabarnya mengamuk jiwaku mulai terusik, siapa sih anak itu? yang asalnya ga peduli-peduli amat ambyar juga jadi ikutan latah pengen tau. Mencoba searching akunnya di sosial media, ga susah mencari akunnya, karena memang tujuan mereka adalah populer. 

Cantik!.. itu yang pertama terbersit.. aku mulai scrool dan membuka foto beserta komentarnya satu-persatu, dan semakin scrool ke bawah makin sedih.

Kenapa ?

1# Anak ini masih usia 16 tahun

Mencoba flashback diri ku di usia 16 tahun, mungkin sekitar kelas 1 atau kelas 2 SMA, tahu nya cuma sekolah , angkot dan rumah. Sampai di rumah ngerjain peer, nonton tivi dan beberapa kali dalam sepekan les komputer atau bahasa inggris. Secupu itu. 

Tapi lihatlah anak ini, 16 tahun dengan make up tebal, baju yang kerapkali terbuka, beberapa foto nampak sedang merokok, pose yang terlalu dewasa untuk anak seusia nya.

2# Hate comment

Selain ribuan likes dan tentu komentar sinis pun tak kalah banyak "muka jamet aja sok cantik lu!", "situ lagi maen artis-artisan!", dan komentar sinis lainnya, hufttt... kalau lah anak ini membaca satu persatu komentar untuk dirinya boleh jadi pilihannya ada dua ; 1).Kecil hati, minder bahkan depresi. Atau 2).Makin menjadi-jadi dan makin ingin menunjukan diri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline