Lihat ke Halaman Asli

Ayu Nahdiyah

Fashion designer

Kondisi Pengrajin Batik di Masa Pandemi Covid-19

Diperbarui: 11 Juni 2020   14:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: ayooberita.com

Pandemi covid-19 sekarang ini masih melanda Indonesia. Banyak masyarakat yang terkena dampak dari pandemi ini. Terutama sektor industri batik. Tidak sedikit pula perajin batik diberbagai daerah yang mengalami penurunan omset ditengah pandemi ini.

Untuk mengatasi hal tersebut, sebagian dari perajin batik mensiasati dengan membuat batik kontemporer yang bermotif virus corona dan sebagian lagi mengubah sistem penjualan batik serta ada yang berkreasi membuat masker dari batik.

Salah satu perajin batik di Kulon Progo, alih-alih berdiam menunggu pandemi usai, ia justru terinspirasi dalam menciptakan batik dengan motif virus corona. Batik tulis karyanya tersebut buktinya malah makin diminati oleh pasar lokal maupun luar daerah.

Perajin mengaku, ide pembuatan batik motif virus corona tersebut muncul seiring dengan bertambahnya jumlah pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19. Terlebih lagi di DIY, kasus positif sudah menyebar di seluruh kabupaten/kota, termasuk Kulon Progo. (Dikutip Suarajogja.id)

Batik kontemporer tersebut mendapat respon positif dari para konsumen. Permintaan batik bermotif virus corona pun kini melonjak. Banyak dari perajin melakukan inovasi-inovasi baru untuk menarik minat konsumen. Mereka tetap memproduksi batik agar tidak sampai memberhentikan karyawannya.

Di sisi lain penjualan batik offline pun kini mulai sepi pengunjung. Para perajin di beberapa daerah kini beralih menjual produknya secara online. Hal ini dilakukan karena adanya larangan social distancing dan physical distancing yang menjadi penyebab para konsumen tidak mengunjungi toko offline.

Ada pula perajin yang berkreasi membuat produk yang terbuat dari bahan batik. Sebagai contoh, salah seorang perajin "Batik Tulis Solecha" asal Desa Gamel, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat kini banting setir menjadi penjahit masker dadakan sejak beberapa bulan terakhir. Maklum, order batik tulis mengalami kelesuan usai wabah COVID-19 meluas. (Dikutip kumparan.com)

Permintaan masker sejak adanya pandemi covid-19 tiap hari melonjak dan harganya pun naik drastis. Untuk itu perajin banting setir dengan membuat masker yang terbuat dari batik, supaya proses produksi tetap berjalan.

Tidak sedikit pula para perajin yang memilih menutup usahanya selama pandemi covid-19 ini, karena permintaan yang semakin sedikit.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline