Lihat ke Halaman Asli

Yusuf Baktihar

Early Childhood Educator

Guru Tidak Pernah Tahu Berat Beban Tugasnya

Diperbarui: 25 November 2020   19:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Oleh Yusuf baktihar

Hari guru nasional itu tidak begitu berarti banyak bagi seorang guru jika dibandingkan dengan jutaan problematika pribadinya. Ada yang pikirannya berada pada cicilan motor, rumah kontrakan, beras menipis, pulsa token sering berbunyi dan masih banyak lagi cerita yang disembunyikan.

Menjadi guru adalah menjadi pengemban tugas. Tugas dari Allah, tugas dari masyarakat, tugas dari pemerintah, tugas dari sekolah dan tugas dari orang tua murid. Semua itu tertumpuk jadi satu. Sebagian menempel pada kepala, sebagian pada pundak, sebagian pada hati.

Meskipun julukan pahlawan tanpa tanda jasa itu digaungkan. Pujian serta dukungan semangat diberikan, guru tetaplah manusia yang pernah meminjam uang pada rekannya atau pernah melakukan rutinitas manusia pada umumnya.

Tapi yang mengherankan, guru masih saja mau menjadi guru,. Meskipun bebannya berat. Uangnya sering mepet. Bukan karena ketulusan atau apapun. Tapi karena alasan yang guru itu sendiri tidak tahu.

Rumit memang. Tapi itulah guru. Hanya Allah yang tahu isi batinnya. Sebab guru sendiri tidak bisa membedakan mana rasa perih, sedih, bahagia dan gembira. Sebab itu sering terjadi bagi kehidupan mereka tanpa mereka sangka dan prediksi.

selamat hari guru.

meskipun aku adalah guru-guruan. guru KW dan bukan seperti guru hebat. ada siraman yang jernih netes di hati ketika namaku dipanggil dengan sebutan "pak Guru'




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline