Lihat ke Halaman Asli

Ayah Tuah

TERVERIFIKASI

Penikmat kata

Puisi | Surat kepada Laut

Diperbarui: 8 Juni 2020   15:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi. Gambar oleh Ottielie/ Pixabay.com 

Telah kulihat kepak sayap burung camar, pada seribu foto di seribu perjalanan. Ada pula senja, cahayanya mengirim muram 

Memantul pada bola mata, mungkin bias dari kilauan minyak yang tumpah, atau tebaran dari berton-ton sampah

Terumbu karang mengerang, orang-orang melemparkan ketakpedulian, plastik-plastik membuat dasar laut menjadi hamparan ladang 

Apa perlu ditanya para nelayan. Perahu-perahu mereka oleng. Bukan karena robek menghantam karang, atau tersebab amuk gelombang, tapi Ikan-ikan yang jauh berenang ke tengah lautan, atau mabuk menelan limbah mati perlahan 

Aku tak dapat membayangkan, anak-cucu kami melihat keindahan tubuhmu hanya dari gambar-gambar usang, lewat cerita-cerita, dari sekumpulan ensiklopedia, atau buku-buku tua yang berdebu, tersimpan di sudut perpustakaan yang jarang pengunjungnya 

Kutulis ini untukmu, laut, dengan sepenuh puisi. Tak apa kalau kau tak bisa membalasnya 

Salam kecintaanku 

Ttd: Aku 

***

Cilegon, Juni 2020. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline