Awalnya dia mengira lampu jalan sudah menyala kembali, tapi tentu saja tidak. Sudah Enam minggu gelap. Sudah ada botol dan kaleng minuman yang bertumpuk di trotoar setiap pagi dari para remaja putus sekolah yang datang setiap kali ada tempat gelap terpencil yang bisa mereka temukan, dan kemudian mereka merokok, minum, dan berteriak-teriak sepanjang malam tepat di bawah jendela ketika dia mencoba untuk tidur.
Dia melihat ke luar jendela agak ke samping, kalau-kalau ada anak-anak SMA di bawah sana.
Jalanan sepi, kecuali mobil yang terbakar.
Letaknya di sisi jalan. Apinya masih bersinar melalui kaca depan, membuat bayangan menari.
Dia bertanya-tanya mobil siapa itu.
Kemudian dia menjadi gugup.
Bagaimana kalau mobil itu meledak? Bagaimana kalau api berkobar dan membakar semua mobil di jalan? Kalau pohon asam jawa peneduh di tepi jalan terbakar?
Asam jawa adalah satu-satunya pohon yang menyaring asap rokok para remaja.
Dia berdebat dengan nuraninya untuk menelepon polisi, tapi dia bisa menebak masalah yang akan menimpanya.
Anonim bukanlah tanpa nama. Semua orang tahu itu. Apalagi di lingkungan ini.