Lihat ke Halaman Asli

Ikhwanul Halim

TERVERIFIKASI

Penyair Majenun

Ulee Lheue 1970-2010

Diperbarui: 10 Februari 2023   11:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.nativeindonesia.com/pantai-ulee-lheue/

Kita mencium bau ikan asin dan udara pantai yang asin. Kita mengikuti jalur kereta uap mini ke jembatan pelabuhan dari besi lengkung berkarat.

Anak-anak berlari di samping kereta, melambai ke arah penumpang yang tertiup angin sambil meniru bunyi 'tuuut, tuuut', saat tangan mereka meniru piston, dipompa maju mundur.

Aku tidak tahu kapan saatnya, apakah itu awalnya?

Apakah kamu menunggu sesuatu, atau hanya puas berjalan?

Kita tidak berciuman di jembatan pelabuhan dari besi lengkung berkarat yang kini tak ada lagi.

Mungkin kamu akan mundur. Aku takkan pernah tahu. Namun setiap kali aku mencium bau ikan asin, aku memikirkanmu dan Ulee Lheue.

Argo Parahyangan, 10 Februari 2023




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline