Lihat ke Halaman Asli

Ikhwanul Halim

TERVERIFIKASI

Penyair Majenun

Penipu, Penipu

Diperbarui: 7 Februari 2023   06:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.istockphoto.com/id/foto/gambar-konsep-sisi-lain-dari-manusia-gm536919815-57696172

Diam-diam Nada menyeka keringat dari bibir bawahnya. Dia benar-benar tidak bisa berbuat apa pun tentang tetesan keringat yang menganak sungai di ketiaknya. Bergeser sedikit di kursinya, dia menjauhkan lengannya dari tubuhnya. Itu tidak akan mengeringkan pulau gelap yang terbentuk di kemejanya, tapi mudah-mudahan akan menghentikannya agar tidak mengembang.

Pahanya bergesekan saat dia mencoba menyilangkannya dengan hati-hati. Roknya terlalu ketat. Githa selalu lebih kecil darinya. Di seberang ruangan, Tuan Tampubolon melanjutkan pertarungannya dengan mesin fotokopi. Dia membuat dehem-dehem kecil, pelan-pelan. Dia tidak yakin apakah itu kegembiraan atau kengerian.

Pita roknya terjepit lipatan perutnya saat dia mencondongkan tubuh ke depan. Buah dadanya yang menegang membuat kancing kemejanya hampir terpental. Ada keringat di lipatan payudaranya yang tergencet. Nada mengembusnya, lalu terbatuk pelan.

Batuk itulah yang akhirnya menarik perhatian Tuan Tampubolon.

"Hampir selesai, Nona Martalegawa...."

"Panggil saja Githa."

"Anda hanya perlu menandatangani kontrak."

Tuan Tampubolon mengeluarkan paspor dan salinannya dari mesin fotokopi dan duduk kembali di meja. Dia mendorong kertas ke arahnya. Nada mengambil kontrak itu, tangannya sedikit gemetar.

"Semuanya sesuai standar, Anda dapat memeriksanya, Nona Natalegawa. Maaf, Githa."

"Ya ... kelihatannya beres semua."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline