Lihat ke Halaman Asli

Ikhwanul Halim

TERVERIFIKASI

Penyair Majenun

Rusunawa (Bab 29)

Diperbarui: 1 Oktober 2022   09:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. pri. Ikhwanul Halim

Rano sadar bahwa Bini selalu menatapnya dengan tampang tak nyaman. Mata mereka saling beradu, dan Rano akan mengalihkan pandangannya. Ketika dia menatap lagi, mata perempuan itu tetap tertuju padanya.

Rano berdiri di halaman belakang setelah mengisi drum. Dia membawa ember berisi air yang tersisa untuk menyiram tanaman, Sebelumnya dia membantu papanya ke kamar mandi. Kesehatan papanya semakin memburuk sampai-sampai dia tidak bisa berjalan tanpa ada yang menuntunnya. Papa berjalan menggunakan tongkat.

Beban sudah terlalu berat untuk Mama Rano, sehingga dia meminta anak-anaknya untuk ikut merawat papa mereka. Suaminya hanya perlu dituntun untuk ke kamar mandi dan dia akan memandikan, membersihkannya dan melakukan hal-hal pribadi lainnya untuknya. Tubuh lelaki itu semakin lemah, butuh beberapa detik untuk memulai gerak.

Rano sangat berguna dalam membantu mamanya sejak dia tamat SMA dan menunggu dimulainya kuliah di universitas tempat dia diterima.

Saat Rano menyiram tanaman yang terlihat merana karena kekurangan air, seseorang menepuk pundaknya.

Dia berbalik kaget. Ternyata Bini.

Selain bertukar sapa sehari-hari, dia tidak pernah berbicara dengan Bini.

Bini menyeringai. "Bagaimana kabarmu?" dia bertanya.

Rano mengangguk malas, lalu berbalik untuk kembali menyiram tanaman.

"Tamat SMA lanjut ke mana? Kerja apa kuliah?" Bini bertanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline