Lihat ke Halaman Asli

Ikhwanul Halim

TERVERIFIKASI

Penyair Majenun

Sang Seniman

Diperbarui: 28 Oktober 2021   20:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: worthpoint.com

Saat umurnya enam belas, dia telah menjadi seorang seniman.

Bahkan teman-temannya sekelasnya dengan selera seni buruk tahu bahwa apa yang dibuatnya lebih dari sekadar coretan. Tubuh manusia menjadi hidup dalam goresan pensilnya. Tangan-tangan yang tampak siap meraihnya, jari-jari yang menggenggam.

Dia hanya menggambar laki-laki: rambut gondrong dengan poni menutupi satu mata, tato lambang grup band menghiasi lengan dan punggung mereka yang berotot. Semuanya dalam berbagai pose tanpa busana.

Dia lebih suka menonton serial kriminal dan film dokumenter pembunuh berantai. Idenya banyak yang diperoleh dari situ. Dia akan duduk di karpet di depan ranjangnya, membuat sketsa semua cowok yang menarik perhatiannya. 

Dia tidak pernah melewatkan kesempatan untuk menciptakan kembali korban laki-laki, selalu menantikan foto-foto mereka yang telah mati selama beberapa dasawarsa: warna sepia, senyum riang, era yang tidak pernah dia ketahui.

Mayat adalah spesialisasinya. Tidak, dia tidak menato korban-korban ini, hanya pria yang dia impikan saat di kelas.

Ketika dia menonton film dokumenter tentang Bayou Blue, dia memperhatikan coretannya sama seperti para korbannya. Setelah seminggu membuat sketsa berdasarkan foto-foto ini, dia menyadari bahwa dia bisa mendapat penghasilan. Alih-alih mengerjakan pekerjaan rumah, ia mulai membuat komik yang menguraikan pemerkosaan, pembunuhan, persidangan, dan eksekusi. 

Tangannya kesemutan setelah menggambar enam salinan pertama, maka dia membeli mesin printer sekaligus scanner. Jadi dia memiliki file digital yang dicetak ulang di percetakan digital printing. Dia memastikan untuk melipat dan menjilid setiap buku komik dengan sangat hati-hati, karena dia adalah seorang perfeksionis.

Saat jam istirahat, di kafetaria dia menjual buku komiknya, membayang dirinya menjual barang haram di gang gelap.

Banyak pembeli tidak tahu siapa Ronald Dominique, tetapi cukup penasaran untuk membayar lima puluh ribu untuk apa yang dijualnya. Meskipun tidak ada pahlawan super, buku komiknya lumayan sukses. Ada kelompok penggemar yang mengenakan kaos sampul depan Bayou Blue di bagian depan dan belakang. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline