Ketika aku menemui satu, aku tersenyum sendiri. Sadar bahwa ternyata aku ini seorang laki-laki, sadar bahwa cinta itu adalah salah satu bentuk rezeki untuk hati yang selama ini sempat mencari.
Ketika aku bersua dengan dua, aku mulai bingung. Untung saja tidak sampai murung, meski sepasang telinga yang aku miliki kerap berdengung.
"Mungkin betul yang adalah benar, ada yang lagi ngomongin aku kali ya?! iya nggak sih?!"
Ketika aku menjumpai tiga, aku kira fatamorgana kala senja. Eh ternyata! aku sedang diuji juga tengah mencoba. Mencoba pura-pura adalah salah satu diantaranya.
Ketika aku memilih empat, duh! untung saja tidak sampai lewat. Aku masih sanggup kuat untuk kemudian tidak sampai telat. Pun akhirnya, aku cepat-cepat mencari berkat, demi kembali sehat tanpa harus mengkonsumsi obat.
"Masih tersisa penasaran?! mau coba-coba bertemu kemudian yang akan berkenan disinggahi lima?!"
"Masih penasaran juga?! untuk kemudian akan berlebihan yang kelewatan?!"
"Memiliki hobi penasaran?! hati-hati lho! jangan sampai jadi ketergantungan!"
Urusan rasa, sekali waktu belajarlah untuk merasa keberatan. Toh tidak semua hal mesti dituruti, lah iya dong! mana boleh kalau berujung yang sangat mungkin akan jadi merugi, terutama rugi yang dampaknya malah jadi komplikasi.
Perkara cinta, sering-sering deh mengolah pikir. Masa iya sih! mudah tergoda, pula gampang terlena oleh apa yang datangnya mungkin saja tiba-tiba. Ya nggak bisa dong! pelajari dulu dong secermat mungkin, biar hemat di hati yang untuk kepentingan dan kebaikan bagi hati juga kan ya?!
Oh ya! aku sih percaya. Bahwa yang tentang jarak, apakah itu jauh ataupun dekat, memang sangat mungkin akan saling memiliki rasa, yang tentu ada kolerasinya dengan apa yang disebut cinta.