Lihat ke Halaman Asli

Aurellia Ghani

Mahasiswa Psikologi Universitas Islam Negeri Jakarta

Rupa Lain dari Tikus!

Diperbarui: 16 Desember 2022   01:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi seorang koruptor https://unsplash.com/photos/znZFuVcGen4?utm_source=unsplash&utm_medium=referral&utm_content=creditShareLink

Pernahkah kalian melihat ada tikus lain yang tidak berbentuk tikus? Seperti yang kita tahu bahwa tikus sebenarnya tinggal di selokan. Namun seiring berjalannya waktu, tikus sudah mulai beralih ke bangunan atau gedung. Rupanya juga tidak seperti tikus biasa, yakni berwarna hitam, kotor, berbulu, dan berekor. melainkan bersih, rapi, dan terlihat bersih dalam setelan yang membuatnya berwibawa.

Pasti sudah ada yang menduga-duga, apa sih atau siapa yang disebut tikus itu. Ya, para koruptor. Loh, mengapa para koruptor disebut atau diibaratkan seperti tikus?

Tikus merupakan hewan pengerat, hewan yg secara generik bisa mendatangkan kerugian bagi manusia. Kerugian yg kita dapatkan mampu kita temui pada sawah, pada tempat tinggal ataupun pada organisasi . Oleh karena itu muncullah beberapa kata tikus sawah, tikus tempat tinggal , tikus got. 

Bentuk-bentuk kerugian yg bisa kita temukan contohnya rusaknya beberapa peralatan, file-file krusial baik pada tempat tinggal atau pada kantor. Jadi tidak salah, apabila kita sudah memvonis tikus menjadi hewan perusak. tindakan mereka yang susah terdeteksi dalam melakukan aksinya, memperkaya diri dengan cara-cara yang ilegal, yakni merampas hak orang lain secara diam-diam. Selain itu, mereka selalu rakus dan tidak pernah puas.

Penyebab para koruptor melakukan korupsi

Penyebab korupsi yang dikenal dengan Triangle Theory of Fraud dikemukakan oleh seorang peneliti bernama Donald teori itu muncul setelah Cressey mewawancarai 250 terpidana kasus korupsi selama lima bulan. Dalam teori ini, ada tiga tahap kunci yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan korupsi: tekanan, kesempatan, dan rasionalisasi.

Ada yang motif korupsinya karena tekanan. Misalnya, motivasi ekonomi adalah salah satunya penyebab orang melakukan korupsi. Tetapi ia mengatakan bahwa tekanan mungkin sebenarnya tidak ada. Hanya dengan berpikir bahwa Anda akan tertekan atau tergoda oleh gambaran rangsangan yang memuaskan pemicu pertama itu.

Kedua adalah peluang. Contoh yang paling mudah terlihat adalah lemahnya sistem pengawasan yang membuka peluang terjadinya korupsi. Seperti yang kita tahu bahwa hukum pidana untuk koruptor paling sedikit hanya 2 tahun. Korupsi ada jika ada kesempatan.

Ketiga adalah perampingan. ia menemukan bahwa pelaku selalu memiliki alasan atau pembenaran untuk melakukan korupsi. Rasionalisasi ini setidaknya meringankan rasa bersalah pelaku. Misalnya, "Saya korup karena saya belum dibayar dengan layak'' atau "Keuntungan perusahaan sangat besar dan tidak merata''.

Penyebab koruptor melakukan korupsi diatas dengan demikian dapat disimpulkan jika undang undang kita masih lemah karena itu pelaku koruptor akan selalu bermunculan seperti wabah tikus. Tidak adanya efek jera, kita juga tau praktik korupsi sudah pasti merugikan orang lain. Yuk, hindari praktik korupsi.

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline