Lihat ke Halaman Asli

Ahok, Anda Tidak Sopan!

Diperbarui: 23 November 2015   13:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ahok adalah sebuah fenomena di negri ini. Sejak kemuculan ahok di perebutan DKI 1 dan 2. Banyak media yang memberitakan akan sepak terjangnya. Jadi sesuatu yang menarik media karena karakternya yang “sedikit berbeda” dengan politisi pada umumnya.

Saya mengenal sosok Ahok sejak membaca salah satu buku yang menceritakan gaya politik Ahok. Dia berani meninggalkan jabatan ‘spiritual’ dan menjadi salah satu ketua partai politik. Kepindahannya mendapat tanggapan miring dari orang-orang yang berada di lingkungan spiritualnya pada waktu itu. Cibiran dari orang-oranng itu justru menjadi penyemangat bagi Ahok untuk sungguh-sungguh dengan jalan yang dia ambil di politik. Didukung oleh pengalaman pahitnya menghadapi orang pemerintahan dan pesan bapaknya untuk tidak melawan pemerintah maka Ahok bertekad untuk menjadi pemerintah itu sendiri.

Ahok memang kalah suara di pemilihan gubernur Bangka Belitung, tapi rupanya Ahok di persiapkan untuk tanggung jawab yang lebih besar lagi sebagai Gubernur di ibukota Negara. Terlepas jabatan gubernurnya untuk melaksanakan perintah undang-undang, dimana ahok dalam kedudukannya sebagai Wakil Gubernur harus mengganti Gubernur yang jadi Presiden.

Sejak menjadi Gubernur, sangat terlihat “ketidaksopanan” Ahok . Dia berani untuk berhadapan dengan anggota dewan, dia tidak sopan dengan penyimpangan penyimpangan yang dilakukan bawahannya, dia tidak sopan untuk menstafkan pejabat, di atidak sopan untuk bicara kasar dengan bawahannya yang tidak becus bekerja untuk rakyat.

Memang Ahok tidak “Sopan”. Tapi jangan-jangan ketidak sopanan ini yang ditunggu publik. Hasil polling dari sebuah lembaga survey menunjukkan  hasil dimana jika tahun ini dilakukan pemilihan Gubernur DKI Jakarta, maka Ahoklah yang memiliki elektabilitas tertinggi. Calon lain masih jauh dibawah beliau. Jadi orang Jakarta memilih ahok yang tidak sopan ini.

Publik mulai sadar bahwa kita telah terbuai dengan kesopanan yang semu, dibungkus dengan tidak mau menyinggung perasaan orang lain, takut orang lain terluka justru telah membuat bangsa ini permisif dengan korupsi dan ketidak adilan ditengah masyarakat.

Untuk mengobati luka yang sudah parah, kadang dokter harus melakukan operasi. Seandainya dokter tidak mau menyakiti pasien, karena ada bagian-bagian tubuh yang harus dioperasi, dikeluarkan supaya tidak merusak anggota tubuh yang lain, pasti pasien itu masih tetap anggota tubuhnya tapi akan mati dengan perlahan.

Ahok memang tidak sopan, tapi dia tidak sopan dengan korupsi. Dia tidak sopan dengan bantuan sosial, tapi dia ingin ada keadilan sosial. Ahok tidak sopan terhadap wakil rakyat di di dewan, tapi dia ingin rakyat yang memilih wakil rakyat itu penuh isi kepalanya, penuh perutnya dan penuh dompetnya.

Ahok..anda memang tidak sopan, tapi karena itulah Jakarta berharap, Indonesia berharap.

 

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline