Lihat ke Halaman Asli

ATHALIA AATUMANGGOR

MAHASISWA, SUMATRA UTARA, INDONESIA

Bagaimana untuk Mengatur Kepanikan (Stigma Vs Virus Corona?)

Diperbarui: 12 Agustus 2020   15:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

BAGAIMANA UNTUK MENGATUR KEPANIKAN (STIGMA VS VIRUS CORONA MANA YANG LEBIH BERBAHAYA ?)

 

HOW TO MANAGE PANIC

(STIGMA VS CORONA VIRUS WHICH ONE IS MORE DANGEROUS?)

Athalia A. A. Tumanggor Bimbingan Penyuluhan-A

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

ABSTRAK

Di tahun 2020 ini seluruh masyarakat dunia digoncangkan dengan Pandemi Virus Corona (Covid-19) yang membuat kepanikan dimana-mana. Ratusan ribu manusia terinfeksi dan ribuan lainnya meninggal dunia.

Di Indonesia sendiri pemerintah telah mengumumkan himbauan-himbauan kepada masyarakat dalam mengatasi wabah ini untuk mencegah dan meminimalisir penularannya. Tetapi pada kenyatannya beberapa bahkan banyak masyarakat Indonesia tidak mentaati himbauan dan aturan pemerintah yang akhirnya menimbulkan suatu kepanikan. Oleh karenanya peneliti bertujuan untuk menganalisa tentang mengapa masyarakat memunculkan sikap tersebut, dan dengan cara apa mengatasinya.

Hasil menunjukkan bahwa sikap panik tersebut dikarenakan banyaknya masyarakat yang kurang selektif dalam membaca dan melihat berita sehingga masyarakat lebih percaya akan stigma negatif ataupun berita hoax yang diberikan oleh individu tidak bertanggungjawab. Perilaku tersebut pun didukung oleh adanya bias kognitif yang ada di Masyarakatt Indonesia. Akibatnya pun terganggunya psikis masyarakat. Metode penelitian yang digunakan di penelitian ini adalah wawancara.

Kata Kunci: Covid-19, Sikap Panic, Stigma Negatif, Bias Negatif

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline