Lihat ke Halaman Asli

Athala Parlambang

Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Trisakti

Manfaat Platform Merdeka Mengajar dan Perkembangan Pendidikan di Indonesia

Diperbarui: 23 Maret 2023   22:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan merupakan suatu hal yang selalu menjadi hal yang paling mengusik saya. Saya kira pendidikan merupakan hal terpenting dalam diri seorang Manusia. Mayoritas orang sukses memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi. Irrespective daripada latar belakang Ekonomi keluarga seseorang, apabila sudah mengantongi Sarjana, maka kemungkinan untuk sukses pun meningkat. 

Bagi Bangsa Indonesia, pendidikan pun sangat penting. Dalam beberapa tahun terakhir, terdapat perkembangan Plus dan Minus di Pendidikan Indonesia. Didalam ranking PISA, Indonesia menempati peringkat 69 daripada 79 Negara, jelas masih rendah, namun didalam sisi Positifnya, Indonesia merupakan peringkat 6 daripada  10 Negara Asia dengan Nilai Toefl tertinggi dimana Indonesia berhasil mengalahkan Jepang dan Thailand. 

Pendidikan di Indonesia masih sangat tertinggal dengan bukti ranking 69 daripada 79 Negara. Hal ini karena banyak faktor, termasuk karena Pandemi Covid yang sempat menyerang Dunia ini. Oleh sebab itu, Menteri Pendidikan, Mas Nadiem Makarim, memulai suatu kurikulum yang sering dikenal sebagai  Kurikulum Merdeka. 

Di dalam Kurikulum ini, Menteri Pendidikan menargetkan bahwa para guru lebih memfokuskan kepada esensi daripada materi yang dipelajari. Mas Nadiem Makarim juga berharap agar siswa dapat menjadi lebih aktif dalam proses Belajar mengajar didalam kelas.  

Harapan Mas Nadiem dengan keikutsertaan Siswa dalam proses belajar mengajar yang berlangsung dikelas  adalah bahwa siswa pada akhirnya menjadi lebih merdeka dalam menyuarakan pendapat. 

Dosen saya akhir akhir ini pernah bilang bahwa pada tahun 1990an, saat beliau masih kuliah, semuanya harus setuju dengan pendapat dosen. Mencatat pelajaran pun menjadi suatu keharusan.

Hal ini sudah berbeda sekarang. Teknologi sudah canggih, buku pelajaran dan kuliah sudah dapat dibeli secara online, bahkan sudah terdapat versi pdfnya dan ebooknya yang jelas menghemat biaya. Dengan teknologi pun para siswa dapat melacak letak kesalahan sang guru dalam memberikan materi. Mas Nadiem melihat kesalahan daripada pendidikan Indonesia. 

Beliau menganggap metode Murid atau mahasiswa harus mengikuti kata guru atau dosen itu salah. Pada faktanya dalam proses pendidikan zaman sekarang seorang Murid dan Mahasiswa harus mampu mebeberkan pendapatnya sendiri sehingga diskusi antara guru dan murid lebih terbuka, dan proses belajar lebih demokratis.  

Kurikulum dan keperluan baru menuntut siswa untuk menjadi lebih merdeka dalam belajar. Dalam hal ini, saya kira kami semua harus mengkawal Program #merdekabelajar. 

Di dalam sistem Pendidikan di Indonesia juga terdapat pembagian antara IPA dan IPS. Banyak sekali orang tua yang pada akhirnya menuntut Anaknya untuk masuk IPA atau IPS meskipun minat anak tersebut terletak pada bidang yang berbeda. 

Pada umunya, anak ingin gabung Program peminatan IPS namun dipaksa orang tua untuk gabung program peminatan IPA, namun tak jarang juga anak yang sebenarnya berminat pada IPA dipaksa oleh orang tua untuk gabung Program peminatan IPS. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline