Lihat ke Halaman Asli

Atanshoo

Mahasiswa

Dialektika Kursi dan Rakyat

Diperbarui: 10 Januari 2024   09:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aditya Joshi on Unsplash

Dialektika Kursi dan Rakyat

(Atanshoo)

Di antara lorong waktu yang berlalu,  
Berdiri gagah kursi kekuasaan, tak pernah tabu.  
Dialektika antara rakyat dan sang penguasa,  
Bagai cerita tanpa akhir, penuh tanya.

Di bawah gemerlap lampu istana,  
Banyak cerita tercipta, bukan sekadar angana.  
Ada tawa, ada air mata,  
Bercampur aduk dalam cita-cita luhur negara.

Kursi itu, lebih dari sekadar kayu dan paku,  
Menjadi saksi bisu tuntutan dan ragu.  
Di mana rakyat berbicara lewat suara hati,  
Berharap keadilan bukan hanya sekedar janji.

Namun, kursi itu juga bisa buta,  
Terkadang tuli, seringkali lupa.  
Lupa pada janji-janji manis masa lalu,  
Saat rakyat memilihnya di antara yang tabu.

Dialektika ini, bagai ombak yang tak pernah reda,  
Pertarungan antara harapan dan realita.  
Rakyat berteriak, namun seringkali tak terdengar,  
Di tengah hiruk-pikuk politik yang tak pernah lelah.

Namun, di setiap sela kekuasaan,  
Ada ruang bagi rakyat untuk berbicara.  
Bukan hanya sekedar teriak kosong di angkasa,  
Namun suara yang mampu mengubah masa.

Di balik semua ini, ada harapan yang terjaga,  
Bahwa kursi dan rakyat bisa bersama.  
Mewujudkan mimpi, membangun negeri,  
Di atas fondasi keadilan, cinta, dan harmoni.

Jadi, biarlah dialektika ini berlanjut,  
Sebagai bukti demokrasi yang sejati dan utuh.  
Di mana kursi tak hanya sekedar simbol kekuasaan,  
Tetapi juga representasi suara rakyat yang sedang berjuang.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline