Lihat ke Halaman Asli

Ketidak-tahuan dan Pencerahan

Diperbarui: 9 Juni 2022   12:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam hidup sehari hari sangat sering kita mengamati anak yang baru bisa merangkak menunjukkan sifat alaminya ingin tahunya dan mendekati sasaran pandangnya apa saja, bahkan mungkin api ditungku. Ingin tahu adalah sifat manusia dari bayi hingga dewasa dan berbudaya. Eksplorasi adalah berangkat dari ingin tahu dan sudah dikembangkan dalam teknologi, bisnis dan budaya kehidupan.

Titik lemah manusiawi namun yang selalu hidup berenergi, disambut oleh Karya lembut Penyelenggaraan Illahi senantiasa menghadirkan katakjuban dalam Pencerahan.

Keingintahuan, atau kemelitan adalah sifat yang berkaitan dengan pemikiran ingin tahu seperti penjelajahan, penyelidikan, dan pembelajaran, terbukti dengan pengamatan pada manusia dan binatang lain.(Wikipedia)

Dari definisi keingin tahuan tidak cukup dijawab dengan pencerahan bagi pemikiran. Keingan tahuan yang manusiawi itu menuntut lebih. Maka ada eksplorasi dan penelitian. Apakah itu juga sudah cukup ?  Belum, marilah kita telusuri setahap demi setahap.

 Eksplorasi, disebut juga penjelajahan atau pencarian, adalah tindakan mencari atau melakukan penjelajahan dengan tujuan menemukan sesuatu; misalnya daerah tak dikenal, termasuk antariksa, minyak bumi, gas alam, batubara, mineral, gua, air, ataupun informasi. (Wikipedia).

Marilah untuk lebih lengkap dan mantapnya pemahaman kemanusiaan, secara falsafahnya kita pinjam saja catatan ini: "Dalam buku Pengantar Pendidikan yang disusun oleh Prof. Dr. Umar Tirtarahardja dan Drs. S.L. La Sulo (2005)  Pemaknaan manusia di sini adalah manusia yang mengonsepkan dirinya sebagai manusia sejati. (berakal, bermoral, memiliki sifat keingintahuan, makhluk sosial, berkembang, berevolusi, dan makhluk yang ingin merdeka). Numpang catat dari artikel Muhammad Iqbal Fahimy, di Kompasiana.com dengan judul "Pendidikan adalah Kemerdekaan", bisa baca disini : https://www.kompasiana.com/muhammadiqbalfahimy24/629641face96e56a29285004 /pendidikan-adalah-kemerdekaan

Bermenung lebih lengkap dan mantap saya menemukan adanya banyak kali dan jenis  penyimpangan dari harkat kemanusiaan itu. Anomala atau penyimpangan harkat kemanusiaan justru disebabkan oleh kemerdekaan atau kebebasan kehendak manusia. 

Penyimpangan bisa berrupa, penyimpangan moral, penyimpangan dari hukum logika, berlebihan mau ingin berkuasa sendiri, merusak hubungan sosial atau lain kekacauan kemanusiaan itu sendiri. Dan itulah keistimewaan dan keterbatasan manusia.

"Doa seorang Eva". judul sebuah puisi yang pernah saya tulis tertanggal 28 Mei 2010 tertayang di sini, jam 08.21. Tulisan ini digetarkan oleh pengalaman melihat seorang perempuan berdoa. "Perempuan itu masuk halaman mandala gereja terbuka,sementara para pendoa lain telah lama persembahkan harapan mereka. 

Dibawah daun-daun keteduhan, diantar angin inspiratif merasuki pori-pori. Kening dan dahi yang kering kepanasan teriknya perjalanan. Seperti dimana saja dia tiada peduli apa dan siapa dikanan kiri, tanpa suara bersimpuhlah dia didepan candhi, mandala suci. Nampak napasnya tertahan didada, tatapan mata kedepan entah kemana. Tiada tanda tanda dia mau apa, Tanpa pesan tanpa kesan, tenang mengendapkan perhatian. 

Dan sayapun melepas pengamatan........Tiba-tiba sesuatu terjadi, dan perhatiankupun terarah kembali : Demikian perempuan itu mengangkat tangan, sambil tangisnya pun menjadi jadi, wajahnya bersimbah air mata...Doanya lantang dan nyata :  "Ya Tuhan...Aku Eva, manusia pendosa ampunilah hamba......."  Semua pendoa lainnya terkesima mungkin sambil berkata dihati : Akupun orang berdosa......." ( 28 May 2010 08:21 )

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline