Lihat ke Halaman Asli

Yulianto

Menulis saja

Selama Ramadan, Bahan Pangan Primadona Ini Sulit Ditemui!

Diperbarui: 29 April 2020   23:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustras bahan pangan: kompas.com

Halo kompasianer, apa kabarnya?

Semoga kita senantiasa diberikan kesehatan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Untuk teman-teman yang sedang menjalankan ibadah puasa, semoga puasanya senantiasa lancar hingga di ujung Ramadan nanti.

Bulan Ramadan selalu identik dengan makanan. Tak hanya tentang banyaknya makanan khas yang hanya muncul di bulan Ramadan tetapi Ramadan juga identik dengan melonjaknya harga bahan pangan baik di awal Ramadan hingga menuju hari raya Idul Fitri.   

Nah bicara tentang bahan pangan, bulan Ramadan di tengah merebaknya pandemi seperti saat ini memanglah tak mudah dijalankan. Pandemi Covid-19 menyebabkan banyak persoalan di masyarakat, tak hanya tentang ekonomi yang menjadi lesu karena pendapatan yang berkurang drastis sehingga mempengaruhi daya beli masyarakat. Kesulitan mencari kebutuhan pangan juga merupakan efek lain dari pandemi ini.

Di tempat tinggal saya, sejak awal bulan Ramadan, ada beberapa jenis bahan pangan yang dulunya mudah didapatkan kini sulit untuk ditemukan stoknya di pasar karena saking banyak orang yang mencarinya. Bahkan jika stoknya pun ada, harganya pasti akan cukup mahal. Bahan pangan ini pun seolah menjadi primadona di antara warga.

Mengapa bahan pangan ini menjadi primadona di tengah masyarakat. Alasannya adalah bahan pangan ini berkaitan dengan Virus Corona. Bahan pangan ini dipercaya dapat menangkal Virus Corona. Beberapa bahan makanan tersebut diantaranya adalah Jahe, Temulawak, Kunyit, daun Kelor hingga jambu biji.

Pasar sentral Takalar: tribunnews.com

Di salah satu pasar terbesar yang berada di kota kabupaten di tempat tinggal saya. Beberapa bahan pangan tersebut sudah sulit ditemukan. Padahal dulunya, beberapa bahan pangan itu sangat mudah ditemukan. Sebut saja daun Kelor dan Jambu biji. Dulu sebelum Virus Corona menyerang, warga tak begitu mempedulikan keberadaan daun kelor dan jambu biji yang tumbuh subur di sekitar pemukiman warga.

Tetapi kini, setelah merebaknya Pandemi Covid-19, warga justru memburu bahan pangan tersebut. Bahkan kini harga yang dipatok penjual untuk bahan pangan tersebut cukup mahal. Seperti seikat kecil daun kelor dihargai dengan Rp. 25.000. Begitupun dengan jambu biji, harganya pun ikut naik. Bahkan minuman jambu biji dalam kemasan pun sudah sulit ditemukan di tempat kami, saking banyaknya orang yang menginginkannya.

daun kelor: nusantaratv

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline