Lihat ke Halaman Asli

Yulianto

Menulis saja

Menjadi Pribadi Asketis yang Humanis, Target Utama di Bulan Ramadan

Diperbarui: 16 Mei 2018   18:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: hidayatullah.com

Tinggal beberapa jam lagi, masyarakat muslim di Indonesia akan memulai puasa pertamanya di bulan Ramadan sesuai arahan dari pemerintah. Sebelum menjalani puasa, rasanya tak lengkap jika target dalam bulan Ramadan kali ini belum ditetapkan. Sebagaimana ketika melakukan kegiatan lainnya, menentukan target merupakan bagian yang penting sebab membuat kegiatan itu lebih terarah serta terukur.

Begitu pun dengan bulan Ramadan, semua orang tentu saja tak ingin melalui bulan Ramadan hanya dengan sekadar menahan lapar dan dahaga. Terdapat nilai yang lebih daripada itu yang ingin dicapai dalam bulan Ramadan. Oleh karena itu, diperlukan target agar Ramadan tahun ini lebih bermakna.

Menjadi Pribadi Asketis

Ilustrasi: suaramuhammadiyah.id

Sebagai bulan Tarbiyah atau pendidikan, begitu kira-kira para ahli agama (baca:ustadz) mengajarkan pada kita makna bulan Ramadan bagi seorang muslim. Tak hanya sekadar diperintahkan menahan lapar, dahaga dan hal-hal lainnya yang membatalkan puasa. Bulan Ramadan sejatinya mendidik setiap muslim untuk menjadi pribadi yang bersahaja atau sederhana.

Melalui ibadah puasa, seorang muslim dibiasakan untuk menahan diri terhadap hak miliknya selama kurun waktu tertentu. Bukankah menyantap hidangan makanan serta minuman hasil keringat sendiri adalah halal di dalam Islam? Begitu pula dengan hubungan bagi suami istri. Namun, melalui ibadah puasa segala hal yang halal bagi seorang muslim untuk  sementara waktu dilarang atau tidak boleh dilakukan.

Tak hanya itu, semua muslim pasti sudah mafhum bahwa selama bulan Ramadan segala yang berlebihan tidak diperbolehkan. Ketika berbuka puasa tidak diperbolehkan makan secara berlebihan. Begitu pula ketika menggunakan uang, selama bulan Ramadan, sangat tidak disarankan untuk membelanjakan uang demi hal-hal yang kebutuhannya tidak mendesak.

Bahkan membicarakan hal-hal yang tidak bermanfaat pun tidak boleh dilakukan selama bulan Ramadan. Tujuannya adalah agar esensi dari ibadah puasa yang dilaksanakn tidak berkurang bahkan hilang nilainya. Selain itu, di dalam bulan Ramadan, setiap muslim dituntut lebih mengutamakan melakukan berbagai kegiatan ibadah baik yang wajib dan sunnah  daripada kegiatan duniawi serta disiplin melakukannya. Tak hanya kuantitasnya yang ditingkatkan tetapi kualitasnya pun  perlu dijaga.

Pengendalian diri merupakan salah satu hikmah yang ingin dibiasakan kepada setiap muslim.melalui ibadah pelarangan-pelarangan dan anjuran di atas. Dari pengendalian diri ini akan lahir insan-insan yang bersahaja atau sederhana. Sederhana bukan berarti hidup menyengsarakan diri dengan meniadakan sama sekali nilai dari keberadaan materi. Namun, sederhana disini bermakna tidak bersandar dengan apa yang kini berada di genggaman (materi).

Menjadi Pribadi Humanis

Ilustrasi: 3.bp.blogspot.com


Di bulan Ramadan, interaksi sosial dengan masyarakat terutama dengan mereka yang kekurangan secara finansial sangat dianjurkan. Ramadan nyatanya merupakan bulan yang mengajarkan setiap muslim untuk lebih peka dengan keadaan orang-orang di sekitarnya, tak hanya kepada keluarga saja tetapi kepada seluruh manusia. Sedekah atau memberi dengan ikhlas sangat dianjurkan untuk diperbanyak dilakukan selama bulan Ramadan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline