Lihat ke Halaman Asli

asni asueb

Mencoba kembali di dunia menulis

Lukisan Mawar Hitam

Diperbarui: 25 November 2020   15:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Viviee Maspikoh

Ke mana kubawa renjana saat hati membuta, panggil kau afasia saat jiwa goyah dalam diam yang kau ciptakan, lukisan mawar hitam terkapar

Kau toreh luka di pundak, hati dan jiwa, andai mampu terobati satu keikhlasan, mungkin telah di tabur benih keikhlasan. Tanpa kau sadari pergi mu adalah perih di relung hati

Coretanmu pekat sayang, seperti lukisan mawar hitam ini. Adakah arti dari kesungguhan hati untuk meramunya bagian dari mimpi kelam

Bila salah kata  tidak perih dan jika kecap rasa berubah darah. Tangis terpecah dari dua hati. Bibir tergigit tercium anyir darah. Menekan kata agar kau mengerti melumatkan kata pisah Afasia

Kegelisaha  hati telah menyeruak pada bait bait rindu tertahan, tertumpah pada lereng lereng duka. Bahkan tersimpan dalam kota kehidupan. Seperti lukisan mawar hitam terbingkai di relung jiwamu

Jangan kau jadikan aku lukisan jiwamu yang hitam pekat seperti lukisan mawar hitam mu tapi jadikan aku dalam kehidupanmu  yang terus ada dalam hati dan pikiranmu

Seindah apapun lukisan mawar hitam itu tapi tidak bagiku, semata lambang kematian panjang kehidupan yang kau pilih dari sekian pilihan.

Palembang,251120




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline