Lihat ke Halaman Asli

asni asueb

Mencoba kembali di dunia menulis

Anak Perempuanku Nyawa bagi Ayahnya

Diperbarui: 25 Oktober 2020   22:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Koleksi pribadi.

 Setiap membaca kalimat ini aku menangis, begitu besar dia mengalahkan keegoisannya demi cita citanya.

 

Koleksi pribadi 

Ketiga anak anakku punya keistimewaan tersendiri di hati  suami.  Namun setelah kejadian demi kejadian dalam keluarga yang bertubi tubi akan baru tahu bahwa anak gadisku adalah nyawa kehidupan buat suamiku.

Ternyata dalam diam, anakku menyimpan kedukaan, ternyata aku sebagai seorang ibu tidak peka terhadap situasi ini. Aku sebagai seorang istri dan ibu berusaha untuk tidak memperlihatkan lelah, hingga aku tak peka bahwa gadisku menyimpan prahara hatinya sendiri dan itu aku ketahui saat suami akan operasi, terbaca di instragram . Pilu hati rasanya.

Berawal kejadian dua tahun yang lalu, ketika anakku memilih untuk kuliah di Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia. Jauh dari prediksi kami sebagai orang tua.

Namun ini pilihan yang harus kami terima siap atau tidak. Hati ibu mana yang tak terhentak anak gadisnya memilih untuk jauh dari rangkulannya. Dunia di luar penuh dengan kekerasan dan kemunafikan tapi aku harus yakin bahwa ini bagian dari segala perjalanan hidup. 

Setelah melewati proses yang panjang, akhirnya tiba waktunya untuk jauh dari orang tua,adik dan kakaknya. Tanpa air mata dia berlalu perlahan, menoleh ke belakang pun tidak. Tegar, keras hati mu nak berlalu tanpa menoleh lagi, doa kami selalu agar kau mampu melewati setiap rintangan yang kau hadapi di di depan

Koleksi pribadi

Tersenyumlah, hingga kau jauh  dari tatapan kami. Siapa yang sangka tegarnya seorang bapak untuk melepaskan kepergian putri semata wayangnya membuat dirinya tumbang dan harus di rawat di rumah sakit pertamina padahal saat itu kita sudah di bandara untuk kembali pulang. 

Dua minggu lebih, terbaring. Diam diam aku mencoba menghubungi pembina yang di Bandung, agar bisa mengirimkan foto kegiatan anak di sana. Sebagai obat yang mujarab bagi ayahnya. 

Setelah melihat deretan foto kegiatan anaknya, dia berangsur angsur pulih dan ingin segera pulang untuk menata kembali harinya yang tertinggal. Lepaskan, ikhlaskan titipkan sama Allah agar anak kita selalu sehat dan bisa mengikuti kegiatan dengan baik.

Koleksi pribadi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline