Lihat ke Halaman Asli

Asjad Rasyiq Habibi

SMAN 28 JAKARTA

Resensi Novel "Pergi"

Diperbarui: 9 Maret 2021   14:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel Pulang dan Pergi - Google Image

Judul : Pergi

Penulis : Tere Liye

Penerbit : Republika Penerbit

Tahun terbit : 2018

Tebal buku : 455 halaman

Genre : Aksi, Petualangan, dan Misteri

Tere Liye dikenal sebagai penulis novel. Ia lahir di Sumatera Selatan. Ia memiliki nama asli Darwis. Tere Liye adalah penulis berbakat dengan segala imajinasinya yang telah menghasilkan karya-karya yang luar biasa. 

Tere Liye adalah penulis buku-buku yang sering masuk penjualan best seller dan top 10 di toko-toko buku di Indonesia. Salah satunya novel "Pergi", novel "Pergi" merupakan novel lanjutan dari novel "Pulang" dan banyak digemari para pembaca.

Novel Pergi merupakan sekuel dari novel Pulang. Sama halnya pada novel Pulang, novel Pergi ini juga menceritakan tokoh utama bernama Bujang alias si Babi Hutan a.k.a Agam. Cerita berawal saat Bujang ditemani oleh rekan-rekannya yang berusaha mengambil kembali prototype (model yang mula-mula [model asli] yang menjadi contoh) yang dicuri oleh kelompok lain, yakni El Pacho, di perbatasan Meksiko - Amerika Serikat. Prototype tersebut adalah salah satu riset teknologi yang disubsidi oleh Keluarga Tong. Teknologi itu sangat penting untuk mendeteksi serangan siber. El Pacho sendiri merupakan sindikat penyelundupan narkoba terbesar di Amerika Selatan. Mereka tentu membutuhkan itu untuk melindungi uang haram mereka.

Tak disangka, Bujang malah bertemu sosok lelaki misterius berusia tiga puluh yang berakhir dengan duet keduanya untuk memperebutkan benda itu (prototype). Lelaki misterius itu bernyanyi, ia menyanyikan sebuah lagu yang diiringi petikan gitar khas Amerika Selatan dengan irama cepat, berdenting, meliuk, dan semangat.

Kali ini, Bujang yang hampir tak pernah terkalahkan harus tunduk pada sosok misterius itu. Saat lelaki misterius itu hendak meninggalkan Bujang, ia justru mengucapkan kata-kata yang membawa Bujang ke masa lalu, "Adios Hermanito, Adik lelakiku" dan bahkan menyebut nama asli Bujang yaitu "Agam" (hanya beberapa orang yang tahu). Pada akhirnya, prototype itu dibawa pergi oleh lelaki misterius, setidaknya Bujang merasa lega, prototype itu tidak jatuh ke tangan El Pacho.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline