Lihat ke Halaman Asli

Asita Suryanto

TERVERIFIKASI

Traveler

Tak Melulu Pantai, Bali Juga Punya Kelas Meracik Produk Herbal

Diperbarui: 11 Desember 2016   19:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

wisatawan asing belajar mengenal tanaman obat

Pergi ke Bali terlalu mainstream kalau hanya ingin melihat pantai dan pura bagi wisatawan yang sudah seringkali mengunjungi Bali. Cobalah alternatif wisata lain yaitu, berkunjung ke kebun herbal dan belajar membuat jamu serta produk kecantikan sendiri. Pelajaran yang didapat membuat jamu dan boreh atau lulur badan sambil mengenal juga berbagai macam tanaman herbal di kebunnya langsung. Paket wisata ini adalah alternatif lain dari paket belajar lain seperti cooking class, belajar yoga dan meditasi.

Jika Anda tertarik dengan pengobatan alternatif herbal untuk berbagai penyakit dan ingin sedikit lebih dekat dengan kehidupan di Bali. Maka perlu merasakan, mencium, memegang dan mengamati berbagai macam bentuk daun tanaman herbal yang lengkap di Kebun Nadis Ubud. Hidup ini akan lebih berharga, kalau Anda menjaga kesehatan diri sendiri dan memiliki waktu luang untuk menikmati hidup.

penulis dengan owner nadis herbal, pak made

Sudah lama sekali saya mempunyai keinginan untuk belajar mengenal tanaman herbal untuk kesehatan dan kecantikan. Ketika mendapat kesempatan untuk melihat Kebun Herbal Nadis dan menjelajah kebunnya langsung dipandu oleh Bapak I Made Westi (45) langsung. Saya amat sangat antusias dan terkesan sekali mendengarkan cerita dari Pak Made yaitu owner dari Nadis Herbal. Bersama istrinya Ni Wayan Lilir mereka berdua mendirikan produk herbal kesehatan dan kecantikan Nadis.

Sebelumnya saya mampir dulu ke tokonya di Jalan Suweta Ubud, Bali. Di dalam toko tertata rapi produk-produk kecantikan mulai masker, krem wajah, boreh, lulur, body cream, shampoo, produk spa dan semua kebutuhan perawatan badan, wajah dan rambut.

dokumentasi Pribadi

Toko Nadis menjual juga produk-produk kesehatan seperti balsem, kapsul obat, aneka rebusan jamu dan teh kesehatan. Dalam sebuah toko kecil yang mengeluarkan aroma bau rempah-rempah khas Indonesia membuat saya tertarik untuk membeli produk kecantikan masker, body cream dan balsem. Bau balsemnya meskipun dari bahan herbal terasa segar dan mnenyengat dengan rasa dan aroma daun mint. Karena sudah kebiasaan sebelum tidur setiap malam, saya memang  memakai balsem di punggung agar tidur nyenyak

Setelah puas melihat-lihat produk di tokonya, saya langsung meluncur ke Kebun Herbal Nadis yang berada di kawasan Ubud juga. Pak Made dengan santai memandu saya mengenal tanaman herbal mulai kumis kucing, lidah buaya, tapak dara, kunyit, macam-macam daun mint dan lainnya.

dokumentasi Pribadi

Sudah tujuh tahun Pak Made memiliki bisnis membuat sendiri produk herbal kecantikan dan kesehatan merk Nadis setelah merasa kesal dengan adanya ekspor bahan baku mentah jamu ke Singapura. Akhirnya Pak Made membuat perusahaan produk jadi yang semuanya herbal dari bahan tumbuhan.Sekarang produk Nadis sudah diekspor ke Amerika Serikat dan Singapura. Merk dagang Nadis sudah diakui dan mendapat izin BPOM Departemen Kesehatan. Nama Nadis sendiri ,  diambil dari kata sansenkerta yang berarti urat nadi darah. 

dokumentasi Pribadi

Ketika saya diajak mengunjungi pabriknya , terkesan dengan cara pengolahan tanaman herbal seperti umbi-umbian dan daun untuk bahan obatl benar-benar dijaga kebersihannya dengan dicuci bersih dan dikeringkan dua kali dengan alat oven listrik serta sinar matahari sehingga awet. Pak Made sangat menjaga mutu produknya karena untuk kualitas eskpor.Berbincang dengan Pak Made di ruang teras pabriknya, kami disuguhi teh herbal yang segar. Aroma bau teh terasa wangi dengan bau rempah-rempah dan terasa sedikit mint rasanya.

wisatawan asing belajar membuat jamu

Pak Made juga tidak pelit membagi cara membuat jamu dan memberikan resep cara membuat jamu dan produk kecantikan kepada wisatawan lokal dan asing di tokonya. Meskipun untuk hal itu tidak gratis, dan ternyata banyak wisatawan asing yang rela membayar biaya Rp 450.000 per orang untuk sekali sesi belajar membuat jamu dan boreh yaitu lulur badan. Pesertanya memang hampir 90%  turis asing.

Membiasakan diri dengan mengenal berbagai macam tanaman herbal untuk obat dan belajar mengenal spesifikasi macam-macam jenis daun tumbuhan herbal membuat saya semangat untuk belajar membuat jamu sendiri di rumah dengan cara mencari resep sendiri di buku dan internet. Pak Made berhasil menularkan virus menggunakan tumbuhan herbal kepada saya untuk lebih mengenal tanaman obat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline