Lihat ke Halaman Asli

Asita Suryanto

TERVERIFIKASI

Traveler

Kampung Wisata Tanoker Ledokombo, Membawa Kembali Kenangan ke Masa Anak-anak

Diperbarui: 28 Januari 2016   06:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Festival egrang yang unik di Ledokombo, Jember. (koleksi foto: tanoker ledokombo)"][/caption]Kampung Wisata Tanoker Ledokombo adalah destinasi wisata baru yang wajib dikunjungi bila berkunjung ke Kota Jember, Jawa Timur. Kecamatan Ledokombo tepat berada kaki Gunung Raung yang sejuk, sepi  dan nyaman sangat cocok untuk istirahat bagi keluarga yang ingin suasana kampung serta pedesaan.

Kampung wisata dengan permainan egrang, outbond, bermain pulo lumpur, mandi di sungai, belajar menanam padi dan aneka permain lain yang edukatif. Tanoker adalah penggagas pendorong perwujudan Kecamatan  Ledokombo sebagai kampung wisata belajar.

[caption caption="permainan pulo lumpur yang menyenangkan. (koleksi foto: tanoker Ledokombo)"]

[/caption]Ikon egrang sebagai  elemen permainan kearifan lokal dimana  anak- anak desa menjadi sumber gerakannya. Dari anak bermain egrang, berkembang gerakan bersama dengan ibu-ibu mereka membuat industri kreatif kerajinan tangan  berupa produk suvenir boneka kecil bernuansa egrang.

Ayah dari anak-anak yang bermain egrang juga bereksprimen di bidang pertanian dengan menanam padi organik dengan percobaan menanam padi warna hitam.

[caption caption="penulis mencoba bermain egrang (koleksi foto pribadi)"]

[/caption]Lokasi kampung wisata di Ledokombo ini lokasinya sekitar 30 kilometer sebelah utara Kota Jember. Outbond berbasis permainan tradisional egrang digalakkan dengan aneka variasi diselingi tarian dan gerakan unik lainnya. Bermacam ukuran dan warna alat egrang di Tanoker Ledokombo tersedia untuk ukuran anak-anak sampai dewasa.

[caption caption="Pasangan serasi Supo dan Ciciek yang serasi, pendiri Tanoker Ledokombo (koleksi pribadi)"]

[/caption]Paket wisata unik buat anak-anak dan remaja dengan bermain polo lumpur di sawah dan mandi di sungai yang jernih di tengah sawah. Sangat menyegarkan merasakan mandi di sungai yang deras dan bening. Anak-anak kota yang tidak pernah mengenal mandi di sungai dan main lumpur di sawah pasti suka dengan atraksi disini. “Anak-anak kota biasanya tidak mau berhenti mandi kalau sudah bermain bersama teman-temannya mandi di sungai,”  ujar Ciciek yang ramah ini.

Homestay tersedia untuk  perseorangan dan rombongan keluarga.  Pondok  atau cottage tersedia dengan harga yang bervariasi. Harga kamar mulai  Rp 60.000 untuk  perseorangan dan mulai Rp 300.000 per kamar untuk pasangan keluarga.  Ada pondok bentuk  paviliun untuk untuk keluarga besar dengan fasilitas lengkap, termasuk makan tiga kali sehari, memiliki tarip antara 500 ribu sampai Rp 1.000.000,- .

Kuliner tradisional dan kreatif  menu nasional  dan international diolah dari hasil kebun sendiri juga tersedia bagi yang suka makanan berbeda dengan menu perkotaan.. Kudapan atau jajanan dari bahan tradisional seperti karbohidrat dari jagung, ubi kayu, singkong, dan pisang terhidang menarik dengan  memasak cara tradisional dan penyajian ala hotel. Ingin mengelilingi api unggun di malam hari,  sambil bernyanyi dan bermain gitar bersama kawan dan sahabat juga tersedia.Area camping di perbukitan untuk rombongan pelajar sampai 250 orang juga disiapkan lokasinya.

 

[caption caption="Aneka kerajinan tangan berupa boneka egrang (koleksi pribadi)"]

[/caption]Home sweet home sebagai konsep kampung wisata belajar Ledokombo digagas Tanoker dengan konsep kekeluargaan dan suasana pedesaan. Kunjungan beragam  warga asing  dari kalangan akademis dan seniman dari luar negeri dan pejabat setingkat menteri di Indonesia sudah berulang kali. Terakhir kali Anies Bawesdan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan berkunjung ke Tanoker Ledokombo pada acara Festival Egrang bulan Agustus 2015 lalu. Sampai tahun ini sudah tujuh kali diadakan festival egrang di Ledokombo dengan berbagai macam festival yang unik.

Tanoker Ledokombo dipimpin Supohardjo dan istrinya Farha Ciciek selaku Humas  Tanoker Ledokombo, mengatakan Tanoker Ledokombo ingin mengembangkan diri sebagai subyek wisata bukan obyek wisata. Intinya sharing culture dan sharing empowering antara penduduk setempat dengan pihak Tanoker untuk saling menguatkan di bidang pariwisata.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline