Lihat ke Halaman Asli

Asep Setiawan

Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Prediksi Masa Depan Palestina dalam Dinamika Geopolitik Multipolar

Diperbarui: 2 Juni 2025   14:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Memprediksi Masa Depan Palestina dalam Dinamika Geopolitik Multipolar: Pendekatan Sistem Kompleks Adaptif Enam Variabel

Abstrak

Masa depan Palestina telah menjadi salah satu isu paling kompleks dan dramatis dalam politik internasional modern. Dalam konteks dunia yang semakin multipolar, kekuatan utama seperti Amerika Serikat, Republik Rakyat China, India, Rusia, serta kekuatan regional "fire from the fringe" seperti Indonesia dan Turki, membentuk pola interaksi dinamis yang berpotensi menentukan arah perdamaian atau konflik berkepanjangan di wilayah tersebut. Studi ini menggunakan pendekatan Sistem Kompleks Adaptif (Complex Adaptive System/CAS) dengan enam variabel utama---probabilitas interaksi, bobot interaksi, stabilitas interaksi, level interaksi, pola interaksi, dan output interaksi---untuk memetakan dan menganalisis hubungan antara keenam negara tersebut. Dengan mengkombinasikan analisis empiris dan teori sistem kompleks, penelitian ini mencoba menawarkan prediksi yang reflektif terhadap kemungkinan skenario masa depan Palestina, sekaligus menyoroti peran kunci aktor-aktor non-tradisional yang mampu menggerakkan dinamika global. Hasilnya menunjukkan bahwa meskipun konflik dan ketegangan geopolitik tetap membayangi, potensi diplomasi yang berakar pada interaksi multipolar dan tekanan multilateralisme dapat membuka ruang kompromi. Namun, ketidakpastian tetap tinggi, menuntut pendekatan multidisipliner dan adaptif dalam memahami masa depan konflik Palestina.

Latar Belakang

Isu Palestina telah lama menjadi pusat perhatian dan ketegangan di arena geopolitik internasional, melibatkan berbagai aktor global dan regional dengan kepentingan dan agenda yang sering bertentangan. Sejak berdirinya negara Israel pada tahun 1948 dan berbagai konflik yang menyertainya, proses perdamaian yang inklusif dan adil untuk rakyat Palestina masih menghadapi rintangan berat. Dalam era globalisasi dan multipolaritas saat ini, pergeseran kekuatan dunia menuntut analisis yang tidak hanya melihat hubungan bilateral atau regional, tetapi juga memahami kompleksitas interaksi antar banyak negara yang saling berpengaruh.

Amerika Serikat (AS), sebagai kekuatan dominan global yang selama ini mendukung Israel secara kuat, menghadapi tantangan dari Republik Rakyat China (RRC), Rusia, dan India yang menempati posisi strategis berbeda dalam isu ini. Di sisi lain, negara-negara seperti Indonesia dan Turki muncul sebagai kekuatan regional yang konsisten menyuarakan dukungan terhadap Palestina dan berpotensi menjadi katalisator perubahan dalam dinamika internasional. Kondisi ini menciptakan pola interaksi yang kompleks, adaptif, dan tidak linear, yang sulit diprediksi dengan model tradisional.

Pendekatan Sistem Kompleks Adaptif (CAS) dengan variabel yang mencakup probabilitas interaksi, bobot interaksi, stabilitas interaksi, level interaksi, pola interaksi, dan output interaksi menawarkan kerangka kerja yang relevan untuk memahami dan memetakan dinamika ini secara holistik. Sistem ini memungkinkan analisis bagaimana interaksi antar negara tidak hanya dipengaruhi oleh kepentingan geopolitik langsung, tetapi juga oleh jaringan pengaruh yang saling terkait dan adaptif terhadap perubahan situasi global.

OUTLINE

Esai ini akan dikembangkan dalam beberapa bagian utama sebagai berikut:

I. Pendahuluan

Penjelasan tentang relevansi isu Palestina dalam konteks geopolitik multipolar

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline