Lihat ke Halaman Asli

Asep Setiawan

Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Merumuskan Teori Gravitasi Kuantum Masih Relevankah?

Diperbarui: 16 Desember 2023   19:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Masihkah Perlu Quantum Gravity?

Walaupun baik Relativitas Umum maupun Model Standar Kuantum Partikel (Mekanika Kuantum) adalah teori yang kuat karena sudah teruji konsisten melalui observasi dan eksperimen, tetapi model Gravitasi Kuantum (jika pun ada dan dapat dirumuskan) harus keluar dari kedua pendekatan baku itu. Ini karena :

1. Di satu sisi, seperti halnya wave function dalam double split eksperimen kolaps ketika dilakukan pengukuran, sifat-sifat utama dari partikel elementer yaitu superposition, entanglement, tunneling, non locally, ataupun holographic principle pun kolaps ketika partikel elementer itu membentuk unsur, senyawa, dan senyawa kompleks.

Secara umum dapat kita katakan bahwa kita tidak menemukan realitas relativitas umum dalam realitas kuantum, seperti halnya kita tidak menemukan realitas kuantum dalam realitas relativitas umum. Realitas-realitas itu tidak bisa terhubung dengan persamaan relativitas umum dan persamaan-persamaan dalam model standar fisika partikel.

Memasukkan prinsip-prinsip kuantum ke dalam teori relativitas umum tidak relevan, jika pun tidak dikatakan tidak mungkin.

2. Jika gravitasi dipahami sebagai gaya, maka seluruh interaksi antar partikel elementer sudah terwakili oleh tiga gaya fundamental lainnya yaitu elektromagnetik, weak force, dan strong force. Interaksi antar elektron-elektron dan antara elektron dengan inti atom diatur oleh gaya elektromagnetik. Interaksi dalam inti atom diatur oleh gaya nuklir kuat, dan perubahan quark diatur oleh gaya nuklir lemah. Jadi tidak ada tempat bagi gravitasi sebagai sebuah gaya di dalam realitas kuantum.

3. Jika gravitasi bukanlah gaya melainkan konsekuensi kehadiran massa, energi, dan momentum dalam space-time, maka non locally principle menolak eksistensi space-time. Space-time yang kontinyu dan smooth tidak berlaku di dunia kuantum di mana space-time bersifat diskrit dan multiple. Fungsi space-time dalam dunia kuantum sudah terwakili oleh field.

4. Ada kondisi di mana space-time lenyap. Relativitas khusus mengindikasikan hal ini. Yaitu ketika v = c, maka t = 0 dan l = 0. Ketika space-time lenyap, maka tidak ada relevansinya memasukkan prinsip-prinsip relativitas umum ke dalam teori-teori medan kuantum.

5. Ada situasi di mana massa bisa eksis tapi tidak membutuhkan space-time. Indikasi ini pun kita dapat dari relativitas khusus. Ketika v = c, maka m = ~ . Ketika massa eksis tapi eksistensi space-time tidak ada, maka tidak ada berlaku kelengkungan space-time. Partikel bisa muncul begitu saja dari kevakuman secara spontan.

Walaupun dalam sejumlah filsafat dinyatakan bahwa ruang, waktu, materi, dan gerak adalah satu kesatuan dan bersifat kasualitas, tapi nyata bahwa dalam situasi singularitas sebelum Big Bang, maupun proses inflasi juga sebelum Big Bang, maka massa dan energi bisa hadir padahal space-time belum terbentuk.

6. Energi bisa hadir tanpa massa. Ini adalah kondisi di mana energi adalah sepenuhnya energi. Hal ini bisa dikenali dari energi yang tidak terhubung dengan massa secara spesifik, dan massa yang sudah sepenuhnya menjadi energi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline