Lihat ke Halaman Asli

Asep Nurjamin

suka menulis dan membaca puisi

Gurulah yang Mengantar Anak Kita Menuju Cita-Cita

Diperbarui: 20 September 2018   11:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak ada perhatian terhadap pendidikan jika tak ada perhatian terhadap guru. Guru adalah bagian tidak terpisahkan dari semua kegiatan pendidikan.

Telah jadi kodrat manusia, semua orang  berharap anaknya mencapai cita-cita, menuju masa depan yang diidamkan. Untuk mewujudkan itu, orang tua berkorban banyak. Bekerja banting tulang agar anak hidup sehat sejahtera dengan harapan dapat hidup layak dan hebat di masa depan.

Ada masanya orang tua melepas anak untuk sekolah. Ini berarti bahwa orang tua telah merelakan anaknya dididik dan diasuh orang lain. Orang yang belum tentu sepaham dan sejalan dengan harapan orang tua.

Ada banyak alasan orang tua menyekolahkan anaknya. Pertama, karena orang tua tidak memiliki waktu untuk mendidik sendiri anaknya. Misalnya, karena kesibukannya dalam bekerja. Kedua, karena orang tua merasa bahwa dirinya memiliki keterbatasan dalam ilmu yang diperlukan anaknya.

Apakah anak kita telah dititipkan kepada pihak yang tepat? Menyekolahkan anak di satu lembaga pendidikan itu sama artinya dengan mempercayakan pihak sekolah itu untuk mengantarkan anak mencapai cita-citanya. Bisakah sekolah memenuhi harapan-harapan kita?

Ketahuilah, bahwa hasil didikannya itu tidak semata-mata ditentukan oleh materi apa yang diajarkan. Anak kita juga akan berkembang menurut cara gurunya mengajarkan ilmu. Dalam hal ini tergambarkan bagaimana anak kita diperlakukan guru di sekolah. Ada guru yang bersikap positif terhadap siswanya sehingga merasa berharga, mampu, dan merasa percaya diri.

Ada pula guru yang membuat siswanya merasa rendah diri, merasa tidak mampu, dan tidak punya harga diri. Ini ditentukan oleh sikap guru terhadap anak. Cara guru memperlakukan anak kita.

Dari uraian di atas kini kita ketahui bahwa guru memegang posisi penting dalam menentukan keberhasilan anak dalam belajar. Sebelum diperiksa penguasannya terhadap ilmu yang akan diajarkannya, calon guru harus dilihat dari kepribadian dan caranya berinteraksi dengan siswa. Imagenya terhadap siswa akan menentukan cara dia bersikap terhadap siswa.

Ada contoh kasus yang menarik dari beberapa orang anak yang diwawancara tentang pelajaran yang disukainya. Sebagian besar diswa mengaku terus terang bahwa dia mencintai pelajaran yang dibawakan oleh guru yang baik. Pelajaran yang disampaikan guru yang kurang menarik dalam mengajar, cenderung tidak disukai siswa.

Fakta ini menunjukkan bahwa minat anak terhadap satu pelajaran itu tidak ditentukan oleh sukar atau tidaknya materi pelajaran itu tetapi karena image tentang gurunya. Ini berarti bahwa memilih guru dan memilih sekolah itu merupakan bagian penting dari upaya mengantarkan anak kita menuju cita-citanya.

Demikian penting peran guru dalam mengantar anak kita menuju sukses. Tapi apakah kita telah memberi perhatian yang cukup kepada mereka. Seharusnya, orang yang berharap keberhasilan dapat dicapai anaknya di masa yang akan datang, akan memberi perhatian yang cukup terhadap guru. Tidak memperhatikan guru sama artinya dengan tak serius dalam menyiapkan masa depan anaknya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline