Lihat ke Halaman Asli

Arya Wahyu Pratama

Masters Student | Teacher | Freelance Writer

Ramadhan di Tengah Pandemi: Realita dan Ekspektasi

Diperbarui: 14 April 2021   23:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membaca al-qur'an (dokpri)

Bulan Ramadhan adalah bulan yang dinanti-nanti oleh umat muslim di seluruh dunia. Tidak lain dan tidak bukan hal itu dikarenakan di Bulan Ramadhan pahala untuk amal ibadah dilipat gandakan hingga berkali-kali lipat. Begitu banyaknya sampai tidak dapat dihitung. Bahkan dalam salah satu hadist qudsi Allah berfirman "Ashaumu Lii Wa Ana Ajzi Bihi" (puasa adalah milikku dan akulah yang akan mengganjarnya).

Selain karena pahala untuk amal ibadah dan keutamaan lainnnya, bagi sebagian orang tentunya yang dinanti-nanti juga adalah suasana dan tradisi di dalamnya. Bagaimana tidak? Dari pagi hari hingga tenggelam matahari kita disuguhi berbagai kegiatan yang menyejukkan hati. Setelah shalat subuh kita disambut dengan lantunan ayat suci al-qur'an dari mushala atau masjid-masjid, ketika sore hari menunggu waktu berbuka kita bisa mengisinya dengan mencari takjil atau dengan mengikuti kuliah menjelang berbuka, di jalanan kita temui orang-orang yang saling berbagi bahkan untuk sesuap nasi, di pesantren-pesantren tak henti-hentinya kita mendengarkan bacaan al-qur'an dari para santri atau kiai yang membacakan makna kata demi kata di kitab kuning dengan bahasa jawa. Sungguh suasana yang sulit kita temui selain di bulan Ramadhan!

Namun suasana yang hampir kita jumpai dari tahun ke tahun itu, tampaknya tidak banyak yang kita dapati di Ramadhan tahun lalu dikarenakan mewabahnya pandemi Covid-19. Siapa sangka yang awalnya kita menganggap bahwa pandemi Covid-19 akan berahir dalam hitungan beberapa bulan nyatanya sampai hari ini untuk kedua kalinya kita menemui bulan Ramadhan dalam situasi yang masih sama  di tengah pandemi.

Dari ramadhan tahun lalu kita banyak mendapatkan pelajaran untuk menjalani aktivitas bulan ramadhan di tahun ini. Setidaknya kita tidak terlalu "kaget" dalam menghadapi hal baru di sekitar kita. Ramadhan tahun lalu sangatlah sepi, masjid-masjid atau mushala tidak mengadakan kegiatan shalat tarawih berjamaah begitu juga kegiatan tadarus dan pengajian. Hal itu dilaukan semata hanya agar dapat mengurangi penyebaran virus.

Kegiatan keagamaan (dokpri)

Ekspektasi menyambut bulan ramadhan dengan segala huru-hara nya, sejenak harus kita pendam dahulu untuk kemaslahatan yang lebih besar. Meskipun begitu Ramadhan tidak akan kehilangan esensinya. Karena bisa jadi inilah momentum untuk melaukan aktivitas ramadhan dari rumah kita masing-masing. Tarawih berjamaah dengan keluarga kecil dilanjutkan tadarus al-qur'an. Kegiatan-kegiatan inilah yang bisa dilakukan dan dilanjutkan untuk menyambut bulan Ramadhan tahun ini.

Kita ketahui bersama bahwa perang melawan Covid-19 belum berakhir. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk menanggulangi wabah ini. Mulai dari penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), karantina wilayah, hingga vaksinasi yang dikebut hingga saat ini. Kabar baiknya pemerintah mulai memberikan angin segar kepada masyarakat untuk bisa berativitas normal seperti sediakala lagi. Masjid-masjid boleh mengadakan kegiatan keagamaan, pusat perbelanjaan dan mal-mal mulai dibuka, tempat wisata boleh dikunjungi, pembelajaran tatap muka mulai diuji coba, semuanya itu dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Sehingga mesipun sama berada di masa pandemi, suasana ramadhan tahun ini tidak sesunyi tahun lalu. Selamat menjalankan Ibadah Puasa! Dan selalu menjaga kesehatan!

Malang, 14 April 2021




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline