Lihat ke Halaman Asli

Aryadi Nurfalaq

Namaku Aryadi

Kotak Harapan

Diperbarui: 17 Februari 2019   13:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pagi buta ketemukan diriku teronggok
Rapuh, kotor, Lusuh, kumal, dekil
Ramai insan mencariku demi rupiah segepok
Berat badanku, harga diriku pun mahal

Pagi ini masih kutemukan tubuhku terkapar
Semalam orang memakaiku di sudut selasar
Menghangatkan malamnya, menidurkan tubuhnya
Aku bahagia...

Kadang ketemukan tubuhku dijajakan ragam pose
Berjejer indah, meliuk di sebuah etalase
Kulit cokelatku genit goda pengunjung tiada ragu
Tuan berhasrat, tergadailah aku

Musim politik mengubah nasibku
Aku makin terkenal juga naik pangkat
Diriku kadang jadi alat politik satu kubu
Jujur aku benci, sedih, hati kalut

Aku pun didaulat jadi pengawal demokrasi negeri
Menggantikan saudaraku yang telah purna bakti
Banyak yang mencibir, tak sedikit meragukanku
Bapak-bapak di gedung sana yang amanahkanku


Kini ku siap tunaikan tugasku
Dalam bilik kepercayaan itu
Cita dan harapan ku labuhkan
Tak akan kubiarkan engkau menggagahiku

Dalam kotak Harapan
Kurangkul dan genggam segala harapan
Wahai putra putri negeri yang budiman
Ini bukan soal kerapuhanku tapi tentang kepercayaan
*******
H23, 17 Februari 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline