Lihat ke Halaman Asli

Arya BayuAnggara

Menulis untuk mengingat luasnya dunia

Bocor Lagi Data-data Penting Kita

Diperbarui: 4 September 2022   08:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Tulisan ini sudah dimuat di website pribadi kami, Jurnal Harian.

Seakan tidak ada bosan-bosannya, kembali isu kebocoran data penting segenap rakyat Indonesia menyeruak di ranah dunia maya. Diketahui, kali ini (dan kembali) diangkat isunya oleh salah satu akun di jejaring Twitter. Dari caption-nya, diketahui terjadi kebocoran data SIM Card di Indonesia yang jumlah datanya mencapai 1,3 miliar. Dijual di forum pasar gelap Internet oleh sebuah akun Bjorka. 

Ukuran datanya memang tidak main-main, mencapai 87 Gigabytes (GB). Seingat kami, itu hampir sama atau melebihi dari ukuran data permainan Grand Theft Auto V. Lebih mengerikan lagi harga yang ditawarkan, yaitu sebesar 50.000 Dollar Amerika, atau setara 743 Juta Rupiah. 

Seperti biasa, pihak yang berwenang, yakni Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), yang juga sempat heboh gara-gara PSE dulu, melakukan investigasi internal. Jadi, kesimpulannya, pihak Kominfo sendiri tidak memiliki aplikasi untuk menampung data registrasi SIM Card itu. 

Sejujurnya, kami tidak paham maksud Kominfo ini. Sependek pengetahuan kami, yang mewajibkan dulu 'kan pihak Kominfo ini. Lalu, kenapa dibilang mereka tidak memiliki aplikasi penampung data yang mendaftar dulu? Kalau mereka tidak punya, lalu siapa? Atau, ketidakpunyaan Kominfo inilah yang justru menjadi penyebab seringkali data-data penting kita bocor? Sungguh tidak paham sama pernyataan Kominfo itu.

Lebih lanjut, Kominfo juga membantah jika kebocoran itu berasal dari internalnya. Bahasa anime-nya kira-kira begini, kalau Kominfo membantah ada uragirimono di dalam dirinya sendiri. Entahlah, kita iyakan saja pernyataan itu. Toh, kita tidak bisa investigasi juga ke dalam internal Kominfo.

Tapi, masa iya berkali-kali isu kebocoran ini menyeruak? Lalu, satu hal yang mengusik pemikiran kami, bagaimana penyelesaian dari isu-isu kebocoran ini? Agaknya ini kesalahan kami yang tidak mengikuti isunya dari awal sampai akhir. Biasanya, kami hanya membuka salah satu portal berita, lalu mengklik apa yang judul yang menarik dan hot. 

Sungguh reaktif saja pola kami ini. Tapi, sependek pengetahuan kami juga, kalau paling santer pihak pemerintah cuma membantah isu kebocoran dengan berbagai macam alibi.

Ah, kalau memang si Bjorka menjebol data sebanyak 1,3 miliar yang entah disimpan di mana itu, mungkin saja datanya sudah dibeli sekarang. Mungkin Nomor Induk Kependudukan kami sudah dilihat orang. Lengkap data-data lainnya. Sialan benar!


Ditulis di Pekanbaru pada 1 September 2022

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline