Lihat ke Halaman Asli

Fauziyah Kurniawati

A Genuine Dreamer

Kasidah Diam

Diperbarui: 18 Oktober 2020   10:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

lizustration.tumblr.com

Di beranda sesayup ini, aku menikmati kepulan kopi panas yang mengawang sambil mengingat kehilangan ranah yang kunamakan waktu. Ketika sosok yang kupuja dan sempat memercikkan cinta pada wajahku pamit pergi mengejar jejak para petualang masa. 

Sungguh, aku kini terpuruk, terlampau bertanya tentang hubungan ini. Aku sangat mengagungkan hubungan ini, seperti padmi yang setia pada rajanya, seperti Bilqis yang bersujud cinta pada Sulaiman, dan seperti Zulaikha yang memuja ketampanan Yusuf. 

Namun kulihat dirinya seperti berjalan sendirian melewati gang-gang kecil hatiku. Seringkali aku terlewati dan dibuatnya tersepuh tanda tanya oleh sikapnya yang skeptis.

Kenapa harus aku yang diam?

Kenapa harus aku yang menunggu pohon berbuah juga daun-daun berguguran jelang kepergiannya?

Maka biarkan aku memaknai matamu ynag lebih sunyi dari riak air kolam mana pun dengan patahan huruf sepi yang kukandung sendiri dalam rahimku.

Aku ingin bercerita.

;Zora Lianna.

***

Aku mengamini cuaca hari ini agar langit enggan menurunkan hujan, agar matahari turun dari hatimu, dan agar angin sepoi-sepoi senantiasa menemani perjalanan kita, Kira Alfaet.

 Seperti bunga yang tumbuh mekar di hatiku kini, aku senang mengendarai kereta waktu bersamamu sambil menikmati panorama dan bacaan-bacaan alam. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline