Lihat ke Halaman Asli

Abahna Gibran

Penulis dan Pembaca

Pilpres 2019, Jawa Barat Diprediksi Masih Milik Pabowo-Sandi

Diperbarui: 15 November 2018   10:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Peta politik di Jawa Barat jelang Pilpres 2019 mendatang, sepertinya tak akan jauh berbeda dengan Pilpres 2014 lalu.

Sebagaimana diketahui, pada Pilpres 2014 lalu pasangan Prabowo-Hatta Rajasa meraih 14.167.381 suara atau setara 59,78 persen. Sementara pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla hanya mendapatkan 9.530.315 suara atau setara 40,22 persen dari total jumlah pengguna hak suara sebanyak 23.990.089 orang. Sementara itu hasil suara tidak sah mencapai 292.393 suara.

Pasangan Prabowo-Hatta menang di 22 kabupaten/kota. Sementara itu, Jokowi-JK hanya unggul di empat kabupaten/kota, yakni Kabupaten Subang, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Cirebon, dan Kota Cirebon.

Kemenangan Prabowo-Hatta saat itu tidak lepas dari peran Ahmad Heryawan, politikus PKS yang notabene sebagai Gubernur Jawa Barat, dan saat Pilpres 2014 juga menjadi Ketua Tim Pemenangan Koalisi Merah Putih wilayah Jawa Barat.

Akan tetapi faktor yang paling dominan atas keunggulan Prabowo-Hatta adalah sentimen agama, khususnya agama Islam yang berakar kuat di masyarakat Sunda. Sebagaimana diketahui, mesin politik Prabowo saat itu menghembuskan isu  Jokowi PKI, Jokowi keturunan Cina, begitu mudahnya ditelan masyarat Jawa Barat.

Sehingga tidak menutup kemungkinan pada pilpres 2019 mendatang pun pasangan nomor urut 02, Prabowo-Sandiaga Uno diperkirakan akan tetap mengandalkan Jawa Barat sebagai lumbung suaranya. Terlepas dari Ridwan Kamil yang saat ini menjadi orang nomor satu di Bumi Parahiyangan ini menyatakan dukungannya terhadap pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin sekalipun, tipis kemungkinan pasangan pertahana itu akan meraih kemenangan.

Sikap pesimistis tersebut juga disebabkan oleh mesin politik pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin yang berasal dari parpol pendukungnya selama ini yang tampaknya justru asyik sendiri. Dalam arti mereka cenderung memprioritaskan parpol masing-masing, bahkan lebih spesifik lagi seperti para caleg dari parpol pendukung pasangan nomor urut 01 itu lebih memikirkan nasibnya sendiri daripada mengangkat elektabilitas capres dan cawapres yang diusungnya.

Sebagaimana pameo yang beredar di masyarakat dewasa ini, "Jangan lupa pilih parpol nomor sekian, dan capres --cawapresnya terserah kalian" seringkali terdengar disuarakan oleh caleg, maupun kader parpol pengusung pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin.

Oleh karena itu Jokowi-Ma'ruf Amin jangan terlena oleh gemuknya parpol koalisi pendukung maupun sikap elit masing-masing parpol yang kenyataannya hanyalah asbun (asal bunyi), hanya karena butuh jabatan sebagai balas budi andaikan Jokowi meraih kemenangan lagi. Bahkan label ulama yang melekat pada Ma'ruf Amin sendiri belum tentu menjadi jaminan untuk meraih kemenangan di tatar Sunda.

Apabila pasangan nomor urut 01 ini ingin merebut dukungan suara di Jawa Barat, selain Jokowi dan Ma'ruf Amin sendiri, juga para elit parpol pendukung berjibaku. Seperti misalnya, sebagaimana seringkali dikatakan Jokowi sendiri, yakni mendatangi warga dari pintu ke pintu. Atawa paling tidak para kader parpol yang kebetulan menjadi caleg pun tidak terlena dengan urusan pribadi masing-masing. Melainkan mengusung nama capres-cawapres yang sudah kadung diusung, alias tidak setengah hati sebagaimana yang tampak saat ini. ***




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline