Lihat ke Halaman Asli

Abahna Gibran

Penulis dan Pembaca

Fadli Zon Sepertinya Sedang Panik Karena Elektabilitas Prabowo Tak juga Naik

Diperbarui: 12 Februari 2018   21:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Prabowo Subianto dan Fadli Zon (Wartakota-Tribunnews.com)

Belakangan ini media banyak memberitakan komentar-komentar Fadli Zon yang terlontar dari mulutnya,  maupun lewat status di media sosial yang terkesan nyinyir terhadap pemerintahan Jokowi-JK.

Mulai dari Jokowi sendiri saat menjadi imam shalat Dzuhur di istana kepresidenan Afghanistan yang disebutnya sebagai bentuk pencitraan belaka, kemudian terhadap Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan, wakil ketua umum partai Gerindra itupun melalui cuitannya di Twitter mengatakan kalau penenggalaman kapal asing pencuri ikan bukanlah sebuah bentuk keberhasilan, dan komentarnya paling anyar ditujukan terhadap Menteri Keuangan, Sri Mulyani yang baru saja menerima penghargaan sebagai salah seorang menteri keuangan terbaik di dunia, disebutnya penghargaan yang diterima mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu justru bertolak belakang dengan kinerjanya di kabinet.

Menelaah komentar-komentar miring Fadli zon terhadap pemerintah, bisa jadi disebabkan dengan semakin dekatnya Pilpres 2019, dimana beberapa waktu lalu, partai Gerindra telah mendeklarasikan Prabowo Subianto akan kembali maju sebagai calon presiden yang menjadi jagoannya. Akan tetapi meskipun demikian lantang diteriakkan, tampaknya Fadli Zon pun tidak bisa menutup mata dengan fakta yang terbentang di pucuk hidungnya. Elektabilitas mantan Danjen Kopassus selama ini tak juga bergeser naik, paling tidak sejajar sengan pesaingnya, Si Kurus, Joko Widodo. Malahan data dari hasil beberapa lembaga survey justru semakin membuat hati kecil Fadli Zon semakin ketar-ketir, karena elektabilitas mantan Pangkostrad yang dipecat itu semakin menukik turun saja.

Misalnya saja sepanjang tahun 2017 saja, Litbang Kompas yang melakukan survei periode April 2017 mencatat  Jokowi dipilih oleh 41,6 Persen responden, sedangkan 22,1 persen memberikan dukungannya kepada Prabowo Subianto. Demikian juga hasil survey Litbang Kompas Oktober 2018. Elektabilitas Jokowi naik jadi 46,3 persen. Sebaliknya, keterpilihan Prabowo menurun jadi 18,2 persen.

Begitupun dengan hasil tujuh lembaga survey, tercatat sebagai berikut:

Lembaga Survey SMRC

Saiful Mujani Research Institute (SMRC) kembali merilis elektabilitas kandidat capres 2019 pada Selasa (2/1). Hasilnya, Jokowi masih menjadi kandidat terkuat dan mengalahkan Prabowo. Tingkat elektabilitas Jokowi mencapai 38,9%, sedangkan Prabowo hanya sekitar 10,5%.

Lembaga Survei PolMark Research Center

Lembaga Survei PolMark Research Center merilis hasil survei pada Senin (18/12). Hasil survei menunjukkan, elektabilitas Jokowi tetap mengungguli pesaing utamanya, Prabowo.

Dalam survei tanpa alat bantu, elektabilitas Jokowi mencapai 41%, sementara Prabowo tertinggal di angka 15,9%.

Lembaga survei Indo Barometer

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline