Lihat ke Halaman Asli

A.Prodya

Lecture

Fenomena Ekuinoks Musim Semi (Autumnal Equinox) yang Diprediksi Terjadi antara 20-23 September 2022

Diperbarui: 8 September 2022   09:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Georgia State Univ

Observatorium Bosscha Institut Teknologi Bandung memprediksi terjadinya ekuinoks antara tanggal 20 - 23 September 2022. Ekuinoks merupakan suatu peristiwa dimana kedudukan matahari tepat berada di khatulistiwa dan sumbu Bumi tegak lurus dengan Matahari. Fenomena ini terjadi dua kali dalam satu tahun, yaitu di bulan Maret yang disebut ekuinoks musim semi (vernal equinox) dan di bulan September yang disebut ekuinoks musim gugur (autumnal equinox). Ekuinoks musim semi juga dikenal sebagai titik Aries karena pertama kali diamati ribuan tahun lalu berada di Rasi Aries. Pada peristiwa ekuinoks menyebabkan lama waktu siang dan malam sama, yaitu selama 12 jam. Peristiwa equinoks ditandai dengan terbenamnya matahari tepat di posisi timur dan terbenam tepat di posisi barat serta bidang khatulistiwa Bumi (ekuator) berada dalam posisi miring terhadap eliptika sebesar 23,4 derajad.

Ekuinoks juga merupakan tanda adanya pergantian musim yang terjadi dua kali dalam setahun, yaitu Maret dan September. Pada Ekuinoks bulan Maret yang disebut sebagai ekuinoks musim semi, merupakan pertanda peralihan musim dari musim hujan ke musim kemarau.Sedangkan ekuinoks yang dipredikasi terjadi pada tanggal 23 September 2022 akan menjadi pertanda dimulainya musim gugur di belahan bumi utara dan musim semi di belahan bumi selatan. Fenomena ekuinoks tidak terjadi sehari penuh, tetapi tepat pada saar matahari sampai pada titik ekuinoks dan melintasi tepat di atas ekuator.

Georgia State Univ

Peristiwa pembiasan atmosfer di daerah khatulistiwa

Meskipun secara harfiah, ekuinoks berarti lama waktu siang dan malam yang sama, tetapi lama waktu siang dan malam tidak benar-benar tepat sama 12 jam. Siang dan malam yang sama panjang akan diperoleh apabila mulainya siang diukur pada saar titik pusat Matahari terbit di horizon dan malam diukur saat pusat matahari terbenar di horizon. Di langit, matahari akan berbentuk piringan dan pengukuran lama waktu siang dimulai pada saat piringan atas Matahari muncul di horizon dan malam dimulai pada saat seluruh piringan Matahari terbenam di horizon. Hal tersebut menyebabkan Bumi akan memiliki durasi terang yang lebih lama daripada durasi gelap pada saat terjadi ekuinoks.

Pada fenomena ekuinoks, di daerah khatulistiwa akan mengalami selisih waktu terbit dan terbenam antara dengan atau tanpa pembiasan atmosfer sebesar 2 menit. Peristiwa ini disebabkan oleh pembiasan atmosfer di ufuk atau cakrawala sebesar 34 menit busur. Pembiasan atmosfer ini mengakibatkan ufuk atau cakrawala akan lebih rendah dibandingkan dengan ufuk atau cakrawala sejati. Hal tersebut akan menyebabkan waktu terbit matahari di daerah khatulistiwa menjadi lebih cepat dibandingkan apabila tidak terjadi pembiasan atmosfer. Hal ini mngakibatkan lama terang lebih lama daripada durasi gelapnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline