Lihat ke Halaman Asli

Arnold Adoe

TERVERIFIKASI

Tukang Kayu Setengah Hati

Catatan Kecil untuk Kesempurnaan Timnas Italia di Euro 2020

Diperbarui: 21 Juni 2021   09:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Para pemain usai pertandingan Grup A Euro 2020 Italia vs Wales di Stadion Olimpico, Roma, Italia, Minggu (20/6/2021) malam WIB. (AFP/ANDREAS SOLARO)

Sempurna . Mungkin kata ini sungguhlah  tepat untuk mendeskripsikan sepak terjang Timnas Italia hingga usainya semua laga fase Grup A Piala Eropa 2020 ini. Gli Azzurri tampil impresif dengan menyapu bersih sembilan angka dari tiga laga, mencetak tujuh gol tanpa kebobolan sebiji gol pun dari ketiga lawan mereka Swiss, Turki dan Wales.

Walaupun demikian, saya kira perlu ada sedikit catatan kecil untuk menilai penampilan impresif dari Italia. Saya mengurainya dengan memberikan dua pertanyaan kecil. Apakah ada sesuatu dari cara bermain yang dapat menjadi ganjalan Italia nantinya dan lebih spesifik tim seperti apa yang dapat menghentikan Italia?

Saya menyaksikan ketiga penampilan Italia secara utuh, bahkan ketika menuliskan ini, saya baru selesai lagi menonton kembali replay laga Italia melawan Wales yang berlangsung tadi malam. Saya mulai dari pertanyaan awal, apa komentar tentang gaya bermain Italia saat ini?

Italia sekarang adalah Italia yang berbeda yang selama ini saya saksikan selama ini. Jika saya mesti menilai  sejak kapan pertama kali saya menyaksikan penampilan Gli Azurri bermain,  paling tidak sejak Piala Dunia 1994- Roberto Baggio Cs.

Gli Azzuri sekarang menurut saya tampil lebih atraktif dengan sentuhan tiki-taka yang cukup kental, pressing cepat ketika kehilangan bola, dan berani tampil ofensif. Italia dahulu tentu saja tidak begini.

Saya terbiasa menyaksikan Italia yang tidak intens memacu para pemainnya untuk tampil ofensif tapi lebih suka melakukan serangan balik cepat, atau build up sesudah bertahan dengan disiplin yang ketat. Untuk frasa terakhir, saya kira, Cattenacio menjadi alasan utamanya.

Di Euro 2020 ini, Cattenacio nampak luntur seluntur-lunturnya, hampir tidak terlihat sama sekali--minimal hingga tiga laga ini. Bukan saja terlihat  Gli Azzuri tidak lagi memainkan tiga bek sejajar atau bahkan dengan libero, tapi juga di depan para bek tengah, tidak ada pemain yang dapat dikatakan sebagai gelandang bertahan murni.

Sebut saja Jorginho, Manuel Locatelli, Marco Verrati atau Nicolla Barella sekalipun bukanlah murni gelandang bertahan tapi seorang deep playing playmaker. Hal lain yang nampak adalah ketiga geladang ini bergerak dinamis, baik ketika menyerang atau saat transisi bertahan.

Dinamisnya para gelandang ini membuat bola mengalir sangat cepat, bukan itu saja ketika Italia kehilangan bola, para pemain cepat bergerak untuk merebutnya kembali. Ini membuat garis pressure Italia mampu naik hingga jauh masuk ke wilayah lawan.

Jika harus menilai, maka gaya sepakbola Italia yang diterapkan sang allenatore Roberto Mancini ini mirip sekali dengan gaya Pep Guardiola dengan sedikit sentuhan gegenpressing ala Jurgen Klopp.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline