Lihat ke Halaman Asli

Abadikan Namamu di Dunia Maya Bersama Indihome: Akhirnya Saya Bisa Menulis

Diperbarui: 26 April 2023   19:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"Badai itu suatu pelajaran yang mengubah hidupmu." Namanya badai semua orang pasti mengalaminya, jangankan manusia, semua ciptaan Sang Ilahi pasti mengalami berbagai kesulitan. Sebab alam pun mempunyai hukumnya sendiri.

Di sini, saya ingin berbagi tentang pengalaman hidup. Sebelumnya, saya telah menulis tentang pengalaman dalam bentuk catatan kecil (diary) tetapi itu tentang pengalaman pahit, menurut saya. Sebab, negeri tempat saya pijak adalah negeri yang makmur "namun rasanya asing."

Tahun 2020 saya menyelesaikan studi di Manado, Sulawesi Utara dan pulang ke kampung halaman. Dan nganggur selama kurang lebih satu tahun.

Tepatnya bulan januari 2021 saya memutuskan merantau di Weda, Halmahera Tengah untuk mencari pekerjaan namun selama dua bulan dan kurang lebih 9 lamaran masuk di perusahaan tidak satupun diterima, dan uang 2 juta lebih dihabiskan percuma.

Mungkin sebagian orang itu tidak seberapa namun bagi saya yang kurang mampu, uang 2 juta yang saya habiskan cukup besar karena tidak ada hasil/menghasilkan.

Tanpa berpikir panjang saya memutuskan pulang kampung. Karena tidak ada tiket untuk pulang, juga tidak mau merepotkan orang tua, tiket pulang pun saya cari sendiri. Saya mendapat uang (tiket pulang) waktu itu om saya berbicara kepada salah satu tukang dan menawarkan tenaga kami untuk bekerja padanya selama beberapa hari.

Kami bekerja selama tiga hari serta mendapat upah sebesar 1,5 juta dan masing-masing mendapat 500 ribu. Dengan uang itulah saya bisa pulang kampung.

Selama beberapa bulan di kampung saya mendapat tawaran atau informasi dari salah satu saudara saya bahwa perusahaan ritel membutuhkan karyawan. Awalnya saya ragu, karena ada dua persyaratan mengganjal bahwa pelamar harus berpenampilan menarik dan tinggi badan sekitar 160 cm sedangkan tinggi badan saya kurang lebih 150 cm.

Ditambahnya lagi penampilan "kurang menarik karena sepengetahuan saya di sana dibutuhkan orang-orang yang cantik dan ganteng (dalam pikiran saya)."

"Dan Anda pasti tahu dengan toko tersebut dan karyawannya yang bekerja di sana." Tapi saya beranikan diri untuk ikut mendaftar dan tidak disangka saya diterima sebagai pimpinan shift karena waktu itu saya mendaftar di bidang tersebut. Ternyata rasa keraguanku dipatahkan dengan fakta di lapangan.

Setelah terjun di dunia ritel karir saya pun meroket yang tadinya sebagai pimpinan shif (masih didampingi dengan karyawan senior) hingga menjadi kepala toko dalam waktu yang singkat selama enam bulan. Karena memang toko tempat saya bekerja baru dibuka yaitu dari cabang Manado atau Ternate.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline