Lihat ke Halaman Asli

Armidin

Berbagi dan bermanfaat

Mencari Sinyal di Ujung Pulau

Diperbarui: 26 Juni 2015   05:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Protected by Copyscape Web Plagiarism Check

[caption id="attachment_111218" align="alignright" width="300" caption="BTS Telkomsel Kolok, Simeulue"][/caption]

Aktifitas yang dianggap lucu bagi orang luar namun hal biasa bagi masyarakat Alafan di ujung Pulau Kabupaten Simeulue Provinsi Aceh ini adalah mencari sinyal. Sinyal hand phone bagi masyarakat Alafan adalah sebuah anugerah, dimana tidak semua wilayah kecamatan mempunyai titik jaringan demikian masyarakat Alafan menyebutkannya. Di tempat lain di daerah perkotaan 'blank spot' atau kehilangan sinyal ada berada pada tempat-tempat tertentu dan cenderung dihindari, namun di sini di Kecamatan Alafan spot jaringan hanya berada pada tempat-tempat tertentu dan 'berusaha' untuk didapatkan.

Sinyal telkomsel di Alafan berasal dari kecamatan tetangga, yaitu BTS Nasrehe Salang dan Sibigo Simeulue Barat. Biasan sinyal dari kedua BTS inilah yang dimanfaatkan masyarakat Alafan pada titik-titik tertentu untuk bisa menelepon. Begitupun masyarakat Alafan sangat mensyukuri keadaan ini, jauh di lubuk hati, mereka sangat meyakini bahwa keadaan  ini merupakan sebuah kemerdekaan masyarakat dalam hal berkomunikasi. Jika dibandingkan beberapa tahun lalu, masyarakat harus menggunakan kurir atau pesan via orang yang bepergian dalam menyampaikan sebuah keperluan kepada orang lain di luar Alafan.

Di Kecamatan Alafan sebenarnya ada BTS telkomsel, namun sudah tidak aktif lagi setelah wilayah ini sering dihayak oleh gempa. Pada saat pengumpulan data pasca gempa, kecamatan Alafan ini merupakan wilayah yang paling sulit dikonfirmasi keadaan wilayahnya. Perlu kesabaran ekstra dan waktu yang sedikit lebih lama dibandingkan kecamatan lain yang sudah mempunyai BTS (Base Transceiver Station) aktif.

Telkomsel telah beroperasi di Aceh sejak tahun 1996. Sampai saat sebelum terjadi bencana tsunami, ada 83 BTS yang melayani 300.000 pelanggan. Setelah bencana gempa dan tsunami lalu, 56 BTS Telkomsel dinyatakan tidak berfungsi. Setelah dilakukan perbaikan secara bertahap, Telkomsel saat ini telah mengaktifkan kembali 49 BTS. Sampai akhir Februari 2005 pihak telkomsel menargetkan 62 BTS yang akan diperbaiki. Selain akan terus memperbaiki BTS-BTS yang semula ada, telkomsel juga berencana akan menambah 20 BTS baru di seluruh Aceh, hingga jumlahnya mencapai 103 BTS (sumber Detik News).

Untuk Kabupaten Simeulue secara keseluruhan sampai dengan saat ini sudah memiliki 21 BTS Telkomsel yang tersebar di sepanjang pulau, diantaranya berada di daerah Labuhan Bhakti, Pasir Tinggi, Badegong, Kahad, Busung, Suak Buluh, Kolok, Suka Karya I, Suka Karya II, Linggi, Ganting, Air Pinang, Sambay, Teluk Dalam, Layabaung, Sibigo, Nasrehe, Kampung Aie, Lak Ayon, Lantik, Baby Island (Pig Island), dan Alafan. Untuk BTS Layabaung dan Badegong berfungsi sebagai pengantar sedangkan BTS Baby Island (Pig Island) berfungsi sebagai transmisi induk jalur utama jaringan masuk dari Pulau Sumatera ke Pulau Simeulue (sumber Jolys Barona Putera technical support Telkomsel Simeulue)

BTS yang ada saat ini dapat meng-coverage hampir seluruh bagian pulau, bahkan bisa sampai ke lautan luas sekitar pulau. Keadaan ini sangat menyenangkan dan menenteramkan para nelayan yang bisa selalu berkirim kabar walau mereka masih berada di tengah laut. Bahkan pada saat-saat emergency atau keadaan badai para nelayan bisa lebih dulu menginformasikan kepada sanak keluarganya yang berada di pulau untuk segera menyiapkan pertolongan bila diperlukan.

Sebuah anugerah anak pulau dalam aktifitas kesehariannya, sehingga tidak berlebihan jika masyarakat Simeulue umumnya dan Alafan khususnya mengatakan bahwa telkomsel adalah sebuah produk kemerdekaan yang telah memerdekakan Simeulue dari keterisoliran telekomunikasi sebelumnya.

Jauh di seberang lautan anak nelayan mendendangkan nandong sambil mengayuh perahunya menyatakan kebahagiannya dengan hasil tangkapan ikan dan sinyal telkomsel yang telah merengkuh kebudayaan mereka sehingga mereka bisa menikmati sebuah tatanan baru, tatanan globalisasi hidup bersama duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi dengan sesama saudara lainnya di Indonesia tercinta ini...

Nandong : Seni tradisional simeulue


Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline