Lihat ke Halaman Asli

Herdian Armandhani

Pemuda yang Ingin Membangun Indonesia Melalui Jejaring Komunitas

Sharing Session Komunitas Parkour Bali "How To Jump Your Limit"

Diperbarui: 30 Juli 2017   12:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(SUMBER : DOK.PRI)

Mangupura (Bali) -- Gerakan Parkour bagi sebagian orang awam dianggap berbahaya dan bisa menimbulkan cedera. Namun, bila dilakukan dengan tepat bisa menciptakan suatu seni berpindah tempat yang indah dan aman. Seperti diungkapkan Ida Bagus Tantra, Ketua Komunitas Parkour Bali diacara sharing session yang diadakan pada hari Sabtu (29/7) 2017 di Pelataran Parkir Eiger Adventure Flaship store JL Sunset Road Barat No 104 Seminyak Bali. Ketua Parkour Bali yaitu Ida Bagus Tantra atau akrab disapa Gus Tantra juga memaparkan sejarah berkembangnya Parkour yang berawal dari Benua Afrika hingga bisa berkembang di Bali.

Parkour awalnya ditemukan seorang tentara asal Ingris yakni George Herbert (27 April 1875 -1957)yang melihat bahwa penduduk di Afrika bisa berpindah tempat dengan cepat dan tepat tanpa melukai diri merika. Dari sanalah akhirnya George Herbert mengembangkan teknik parkour ke anak didiknya di camp militer dengan metode natural. Kemudian Raymond Belle (03 Oktober 1939-1999) seorang tentara Prancis pun juga menyukai parkour sebagai teknik dalam latihan militernya. Hingga akirnya lewat David Belle (29 April 1973- sekarang) mengenalkan teknik Parkour ke anak muda ke seluruh dunia termasuk Indonesia.

(SUMBER : DOK.PRI)

Komunitas Parkour di Bali mulai berkembang sekitara tahun 2009. Kala itu peminatnya masih sedikit dan latihannya masih di sebuah rumah kosong yang tidak dihuni.

Gus Tantra menjelaskan bahwa Parkour bukanlah sebuah kompetisi seperti olahraga pada umumnya yang ada hanya jammning (latihan bersama).

"Dalam Parkour tidak ada kompetisi karena Parkour lebih mengedepankan kebersamaan dalam setiap latihannya" ujarnya.

(SUMBER : DOK.PRI)

Untuk masalah lokasi latihan , Komunitas Parkour banyak memanfaatkan ruang publik untuk latihannya seperti Pantai, Lahan Kosong, Taman Kota, hingga tempat gimnastik.

"Di Bali sendiri pemerintah belum memfasilitasi sebuah Parkour Park untuk latihan Komunitas ini, kadang kami ditegur petugas keamanan karena meloncati pagar dan melakukan gerakan parkour di ruang publik" ungkap Arif selaku Humas Parkour Bali.

(SUMBER : DOK.PRI)

Penikmat Parkour ternyata tidak hanya untuk kaum Adam saja. Kaum hawa pun banyak tertarik menekuni olahraga yang memacu adrenalin ini. Diah, salah seorang praktisi parkour bertutut bahwa dirinya mengikuti Parkour karena ingin menambah pengalaman baru dan tertarik dengan gerakannya yang indah.

"Kawan-kawan wanita jangan takut bergabung dengan Parkour, Parkour itu cocok bagi kalian yang ingin olahraga bisa menambah inner beauty kalian" pungkasnya.

Parkour Bali juga rutin mendelegasikan anggotanya untuk mengikuti kegiatan berskala regional, nasional bahkan internasional. Widio Putra salah seorang praktisi Parkour Bali kepada para peserta sharing session berbagai pengalaman saat dirinya mengikuti kegiatan berskala Internasional di Singapura bertajuk Lion City Gathering 2017. Pemuda yang akrab disapa Yos sendiri bercerita bahwa dengan mengikuti kegiatan berskala internasional dirinya bisa menambah teman baru, trick dan gerakan parkour baru, dan informasi gathering internasional lainnya . 

(SUMBER : DOK.PRI)

" Gabung Parkour kita bisa mengikuti jamming-jamming mulai berskala regional,nasional bahkan internasional seperti LCG 2017, kita bisa menambah wawasan tentang Parkour di dunia bahkan belajar gerakan-gerakan yang belum ada di Indonesia" jelasnya.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline