Lihat ke Halaman Asli

Aris Heru Utomo

TERVERIFIKASI

Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Pisang Epe dan Kesetiaan Merawat Keindonesiaan

Diperbarui: 29 April 2024   06:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pedaling pisang epe sedang memanggang pisang, sumber gambar: Aris Heru Utomo

Setiap kali berkunjung ke Kota Makassar, salah satu tempat yang kerap saya kunjungi adalah Pantai Losari, sebuah kawasan pantai yang kerap diibaratkan sebagai jendela kota disebut pula sebagai Kota Angin Mamiri.

Di kawasan pantai ini kita dapat melepaskan pandangan sejauh mungkin ke laut dan melihat matahari tenggelam, meski sekarang sebagian kawasannya terhalang gedung bertingkat yang sedang dibangun.

Selain itu, kita juga bisa menikmati salah satu jajanan khas Kota Makassar yang populer dan legendaris yaitu pisang epe di Anjungan Pantai Losari.

Pisang Epe Makassar merupakan salah satu jajanan tradisional yang memiliki sejarah panjang dan memikat lidah pecinta kuliner. Dikenal dengan rasa manis pisang yang lezat dan tekstur kenyalnya, Pisang Epe Makassar telah menjadi simbol kuliner kota ini.

Menurut Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kemenkumham RI, jajanan Pisang Epe Makassar telah menjadi santapan para bangsawan Kerajaan Gowa Tallo pada abad ke-16-19 Masehi.

Ketika Kamis sore, (25/04/2024), saya mampir ke kawasan Pantai Losari, tampak para pedagang kaki lima (PKL) baru selesai menata meja dan kursi plastik di sepanjang Anjungan Pantai Losari. Deretan meja dan kursi plastik tersebut disiapkan bagi pengunjung yang ingin menikmati senja atau suasana malam di pinggir pantai sambil menyantap jajanan pisang epe dengan varian rasa yang berbeda-beda.

Biasanya pedagang pisang epe memanggang pisang di pemanggang yang diletakkan di sebelah gerobak dorong. Para pedagang pisang epe yang konon sudah ada di kawasan Pantai Losari sejak tahun 1970-an ini, mulai berjualan dari pukul 17.00 WITA hingga pukul 00.00 WITA.

Epe sendiri dalam bahasa lokal Makassar berarti dijepit atau dipenyet. Sehingga pisang epe adalah jajanan pisang yang saat dipanggang dilakukan dengan dijepit atau dipipihkan  di atas anglo.

Bahan utama pisang epe adalah pisang kepok kuning yang matang. Pisang kepok dipilih sebagai bahan utama karena tidak lembek saat dibakar atau dipanggang. Rasa pisang kepok pun cukup manis.

Dahulu, pisang kepok tersebut dipanggang di atas anglo yang baranya berasal dari arang. Namun kini, pisang dipanggang di atas anglo dengan menggunakan gas.

Untuk memanggang pisang epe hingga matang tidak dibutuhkan waktu yang lama. Ketika pisang epe yang dipanggang terlihat sudah kecoklatan, maka pisang epe tersebut bisa diangkat dan diletakkan di atas sebuah piring. Sebelum disajikan, pisang tersebut dilumuri saus gula merah atau bisa juga ditambah varian lain seperti coklat dan parutan keju.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline