Lihat ke Halaman Asli

Aris Heru Utomo

TERVERIFIKASI

Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

"Salam Pancasila, Pak Direktur"

Diperbarui: 20 Desember 2019   07:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketua Dewan Pengarah BPIP perkenalkan Salam Pancasila pada 12 AGustus 2017 di IStana Bogor

Dalam setahun terakhir ini para pejabat Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP)  kompak menyampaikan dan mengenalkan "Salam Pancasila" sebelum menyampaikan sambutan atau paparan dalam setiap kegiatan mewakili BPIP.

"Salam Pancasila!," pekik sang pejabat seraya mengangkat kelima jari tegak lurus di atas pundak hingga menyerupai salam hormat. Yang membedakan, kelima jari tersebut tidak menempel di dahi melainkan berjarak sekitar satu jengkal dari dahi.

"Salam Pancasila!" balas peserta kegiatan.

"Makna mengangkat kelima jari di atas pundak adalah sebagai simbol penghormatan seluruh elemen masyarakat terhadap lima sila Pancasila.  Penghormatan dan pelaksanaan sila-sila mesti dilakukan oleh seluruh elemen masyarakat, mulai dari pejabat negara hingga seluruh anggota masyarakat Indonesia tanpa terkecuali," begitu penjelasan seorang direktur BPIP.

"Salam Pancasila sangat sejalan dengan makna dari kata 'salam' itu sendiri. Kata 'salam' memiliki arti sangat luas dan dalam, tidak hanya berarti keselamatan tetapi juga perdamaian". Salam berarti kedamaian yang dalam arti luas, berarti 'kita bersaudara', 'kita dalam kedamaian' yang sama sekali membuang jauh unsur-unsur kebencian atau penolakan atas segala apapun yang telah kita sepakati," jelas sang direktur lebih lanjut.

"Pak Direktur, saya pernah melihat beberapa orang BPIP menyampaikan Salam Pancasila dengan cara meletakkan kelima jari di bawah dada atau telapak tangan menghadap ke depan. Sebenarnya mana yang benar sih?" tanya seseorang.

"Kalau mengacu pada Salam Merdeka yang diperkenalkan Bung Karno melalui maklumat 31 Agustus 1945 dan berlaku 1 September 1945, maka salam yang benar adalah mengangkat kelima jari tangan kanan tegak lurus di atas dada," jawab sang direktur.

"Lho kok pakai bawa-bawa Salam Merdeka, kan kita sedang membicarakan Salam Pancasila," tanya orang yang sama.

"O iya, saya belum menginformasikan kalau Salam Pancasila merupakan salam yang mengadopsi Salam Merdeka. Salam Pancasila diperkenalkan pertama kali oleh Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri selaku Ketua Dewan Pengarah BPIP di hadapan peserta Program Penguatan Pendidikan Pancasila di Istana Bogor tanggal 12 Agustus 2017." Jawab sang direktur.

Sang direktur kemudian menjelaskan bahwa pasca Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, setiap kali orang bertemu pasti akan mengucapkan salam "Merdeka", sebuah salam sederhana, mudah diingat dan diucapkan.

rumahkebangsaanpancasila.id

 Untuk memperkuat Salam dan Pekik Merdeka, Presiden pertama RI Soekarno kemudian menetapkan Maklumat Pemerintahan tanggal 31 Agustus 1945 sebagai salam nasional, yang berlaku mulai 1 September 1945. Caranya ialah dengan mengangkat tangan setinggi bahu, telapak tangan menghadap ke muka, dan bersamaan dengan itu memekikkan "Merdeka".
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline