Lihat ke Halaman Asli

Arif Khunaifi

TERVERIFIKASI

santri abadi

Kisah Kedisiplinan Mbah Zainuddin dan Strategi Orang-orang Kampung

Diperbarui: 17 Juni 2015   13:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14205869131075286072

Mbah Zen, demikianlah panggilan dari ayahanda guru kami ini. Beliau lahir di Tuban sekitar 81 tahun yang lalu, kemudian melalang-buana ke berbagai tempat dan akhirnya kini menetap di desa Tegalmulyo, Kragan, Rembang, Jawa Tengah.
Beliau yang merupakan pendesain gedung-gedung pesantren KH. Maimoen Zubaer Sarang pada era 80-an ini terkenal di mata para penduduk desa tersebut sebagai orang yang sangat disiplin. Contoh, ketika diberi undangan jam tujuh maka jam itu pula beliau sudah hadir tepat pada jam tersebut bahkan sebelumnya.
Yang membuat kelimpungan orang-orang desa itu adalah, ketika sudah jam tujuh dan acara belum dimulai maka beliau akan pamit pulang meninggalkan tempat. Padahal beliau sesepuh yang digadang-gadang untuk memimpin doa pada acara tersebut. Nah, dalam kenyataannya pada saat jam tujuh hanya beliau sendiri yang baru hadir di antara para undangan.
Maka, menghadapi hal itu rupanya orang-orang desa punya strategi tersendiri. Jika penduduk desa selain Mbah Zen diundang jam tujuh, maka beliau diundang jam delapan. Dan benar saja, jika diundang jam tujuh orang-orang datangnya jam delapan.
Praktis saat itu pula Mbah Zen tepat datang jam delapan sehingga beliau tidak pulang kembali ke rumah. Begitulah kisah Mbah Zen dan orang di desanya yang merupakan miniatur Indonesia. Jam karet alias jam molor adalah sudah menjadi hal yang lumrah sehingga dianggap biasa. Heha...

[caption id="attachment_363446" align="aligncenter" width="420" caption="Mbah Zen (tengah) bersama putra dan cucunya. dok.gus luthfi"][/caption]




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline