Lihat ke Halaman Asli

Alexander Arie

TERVERIFIKASI

Lulusan Apoteker dan Ilmu Administrasi

Rupa-rupa Teknologi Mengelola Banjir

Diperbarui: 12 Januari 2021   21:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Perubahan iklim telah meningkatkan kemungkinan untuk adanya banjir secara signifikan. Masalahnya tentu saja karena kenaikan level air laut yang antara lain disebabkan oleh mencairnya berjuta-juta ton es. Kita tahu bahwa level air laut meningkat 3 milimeter setiap tahunnya. Kenaikan ini mengancam sejumlah kota-kota di tepi pantai, dengan potensi bahwa kota-kota itu akan tenggelam 10-20 tahun lagi.

Belum lagi faktor seperti yang terjadi di Indonesia ketika resapan air di hulu terganggu sehingga airnya bisa bablas sampai ke hilir, bahkan dengan volume besar. Walhasil, banjir yang sebenarnya adalah sesuatu yang bisa dicegah menjadi masalah berulang dan semakin menumpuk di sejumlah negara.

Maria Martinez dari School of Science, Teeside University bersama dengan Ramez Bahkeet dari Inertia Construction dan Shatirah Akib dari Notthingham Trent University mencoba mengelaborasi sejumlah tekniks inovatif yang digunakan untuk mengelola risiko banjir di seluruh dunia. Berikut beberapa diantaranya:

Dam

Dam digunakan untuk mengurangi banjir pada area yang spesifik dan sekaligus menjadi fasilitas penyimpanan air. Sejumlah negara dengan pengetahuan mendalam pada pengendalian banjir telah membangun dam-dam besar. Salah satu contohnya adalah Indonesia, dengan Belanda sebagai negara penjajah yang membangunnya.

Tanggul

Tanggul merupakan bangunan batu-batuan yang dibentuk berlapis-lapis. Sering terjadi ketika tanggul dibentuk oleh alam dan konstruksinya kemudian digunakan, ditambah manfaatnya, atau malah dirusak oleh manusia. Tanggul secara umum bertugas mengatur aliran air. Pada perkembangannya, manajemen vegetasi menjadi salah satu catatan termasuk menjaga agar tanggul tetap baik dan tidak malah erosi sendiri.

Pembatas Banjir

Model seperti ini misalnya ada pada struktur MRT. Kalau dilihat bahwa sebelum masuk ke pintu stasiun MRT di trotoar pasti kita naik sedikit. Nah, ada ketinggian sedikit itu untuk mencegah amit-amit banjir dan kemudian airnya masuk ke dalam stasiun dan membanjiri konstruksi bawah tanah tersebut.

Konstruksi Amfibi

Namanya mirip jenis kodok, bisa hidup di air dan di darat. Model semacam ini adalah wujud adaptasi. Konstruksi amfibi ini maksudnya adalah apabila terjadi banjir, maka bangunan dapat mengapung pada tingkatan tertentu dan tidak membahayakan. Dalam kearifan lokal, rumah-rumah daerah di Indonesia yang bersifat panggung adalah bagian dari konstruksi semacam ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline