Lihat ke Halaman Asli

Alexander Arie

TERVERIFIKASI

Lulusan Apoteker dan Ilmu Administrasi

6 Tradisi Khas Ramadan dari Seluruh Indonesia

Diperbarui: 9 Mei 2019   14:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: pegipegi

Sebagai negara dengan mayoritas penduduknya adalah pemeluk agama Islam, kedatangan bulan Ramadan pasti disambut dengan gembira. Gembira bersama melangkah, kita semua menghadap Tuhan di bulan yang penuh berkah. Salah satunya adalah dengan beberapa tradisi khas yang dilakukan sebelum dan selama bulan Ramadan.

1. Nyadran

Nyadran sering disebut sebagai Nyekar, adalah tradisi khas masyarakat Jawa, utamanya Jawa Tengah dan Jawa Timur. Diyakini 'Nyadran' berasal dari bahasa Sanskerta yaitu sraddha yang bermakna keyakinan. Sraddha bertransformasi menjadi sadran yang berarti ruwah sya'ban atau bulan sebelum Ramadhan dengan tradisi membersihkan makam keluarga dan kerabat.

Maka jangan heran kalau 1-2 hari menjelang 1 Ramadan, hampir semua pemakaman umum penuh sesak oleh pembesuk yang datang beramai-ramai untuk membersihkan makam, berdoa, dan juga menaburkan kembang.

2. Balimau

Dalam rangka menyambut bulan Ramadan, masyarakat Minangkabau yang dikenal dengan dasar 'adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah' memiliki tradisi mandi  air jeruk nipis di kawasan dengan aliran sungai atau tempat pemandian untuk membersihkan diri lahir batin sebelum memasuki bulan nan suci. Jeruk nipis itu sendiri di Minangkabau dikenal sebagai limau dan sebelum adanya sabun dikenal sebagai alat untuk membersihkan diri.

3. Meugang

Tradisi khas masyarakat Aceh ini telah berlangsung sejak ratusan tahun silam. Ketika itu, Kerajaan Aceh dipimpin oleh Sultan Iskandar Muda yang memotong hewan dalam jumlah banyak jelang datangnya Ramadan. Dagingnya kemudian dibagikan ke seluruh masyarakat. Sehingga, masyarakat Aceh menggelar tradisi Meugang jadinya tiga kali dalam setahun, yaitu ketika Ramadhan, Idul Fitri dan Idul Adha.
Masyarakat Aceh akan memasak daging tersebut dan menikmatinya bersama keluarga, kerabat hingga yatim piatu sebagai wujud rasa syukur atas 11 bulan mencari nafkah.

4. Malam Selawe

Malam selawe tentunya mengacu pada angka 25 dalam bahasa Jawa yang berarti berlangsung pada malam ke-25 Ramadan. Berlangsung sejak zaman Sunan Giri, pada 10 hari terakhir bulan puasa, diyakini bahwa malam seribu bulan akan datang sehingga banyak muslim yang menjalankan itikaf di mesjid agar lebih tenang beribadah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline