Lihat ke Halaman Asli

Ari Budiyanti

TERVERIFIKASI

Lehrerin

Titik-Titik Hujan yang Tak Kusesali

Diperbarui: 2 Maret 2021   21:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto: pixabay.com

Senja tadi aku menatap langit
Mendung sudah menggantung seolah siap meluncurkan air sederasnya ke bumi
Membuat ada sedikit rasa getir pahit
Tanpa sengaja menyeruak di nurani

Aku paksakan diri melajukan sepeda roda dua tak bermesin
Kugayuh menuju tempat perhentian di penghujung desa yang lain
Demi sebuah tujuan yang harus terlaksana
Sambil berdoa agar tak ada bulir-bulir yang mengiring kepergian ke sana

Namun apa yang terjadi di tengah perjalanan
Tetiba hujan deras mengguyur sekujur badan
Aku menepi sejenak dan berkata pada diri yang kedinginan
Apakah aku harus menyesali dan menangisi keadaan

Rasanya dalam masa berteduh di sebuah tepian toko di pinggir jalan
Aku menikmati segarnya tiap percikan
Aku yang telah lama tak saling menyapa dengan tetesan hujan
Merasa ada sebuah lukisan keindahan

Batin yang tadinya tersesak karena amarah
Tidak terima pada alam yang seolah tak memihak dan membuatku hampir naik darah
Namun aku mencoba mensyukuri masa itu sebagai anugerah
Sehingga menjadikan titik-titik hujan yang tak kusesali sebagai sebuah kisah

Dan kisah itu terlukiskan dalam bait-bait puisi senja dan hujan

 ...
Written by Ari Budiyanti

#PuisiHatiAriBudiyanti
2 Maret 2021

Artikel ke 1383




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline