Lihat ke Halaman Asli

Mbah Ukik

TERVERIFIKASI

Jajah desa milang kori.

Melihat Keterlibatan Kaum Muda Perdesaan dalam Dunia Pertanian

Diperbarui: 11 November 2021   16:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Petani muda. Dokumen pribadi.

Dalam satu dekade ini sering muncul sebuah pernyataan bahwa keterliban kaum muda dalam dunia pertanian cukup sedikit. Benarkah? Mari kita lihat dulu dengan seksama hal-hal berikut ini.

Pertama, seperti dilansir https://nasional.kontan.co.id, berdasarkan pernyataan Siswono Yudo Husodo dalam Rembug Jagung Nasional pada 2017 kepemilikan lahan perkapita hanya 365 m persegi. Sedang menurut https://www.bps.go.id/publication berdasarkan sensus pertanian 2018 kepemilikan lahan petani gurem masih di bawah 0,5 ha.

Dengan lahan yang demikian sempit, sangat sulit sekali untuk dikembangkan menjadi sebuah pertanian yang modern. Bisa saja dikembangkan dalam bentuk greenhouse tetapi pada awalnya membutuhkan beaya yang cukup besar. Ini menjadi salah satu kendala yang dihadapi petani gurem.

Harus diperhatikan pula dalam dunia pertanian bukan masalah peningkatan produksi belaka tetapi tetap terjaminnya harga yang stabil dan pemerataan. Apa jadinya jika produksi meningkat dan melimpah tetapi harga jatuh. Hasil panen di bawah beaya produksi.

Kedua, kepemilikan lahan yang kecil tentu saja tidak bisa memenuhi kebutuhan dasar per kapita yang selalu meningkat.

Ketiga, dunia pertanian bukan sebuah usaha padat karya. Kecuali pada saat masa tanam dan panen yang dikerjakan secara tradisional bersama keluarga.

Petani muda. Dokumen pribadi.

Petani muda. Dokumen pribadi.

Petani muda. Dokumen pribadi.

Suwito salah satu petani muda pembajak sawah. Dokumen pribadi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline