Lihat ke Halaman Asli

Mbah Ukik

TERVERIFIKASI

Jajah desa milang kori.

Menyusuri dan Melihat Keindahan Sungai-sungai di Wilayah Timur Malang

Diperbarui: 24 Juli 2021   16:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kali Amprong (dokumen pribadi)

Malang sebagai wilayah pegunungan mempunyai banyak mata air baik yang berupa air terjun maupun umbulan atau sumber mata air yang keluar dasar tanah. Air terjun di wilayah timur Malang, di antaranya Coban Pelangi, Coban Pitu, Coban Jae, Coban Bidadari, dan Coban Tri Sula. Umbulan atau sumber air dari dasar tanah misalnya Sumber Pitu, Sumber Gentong, Wendit Lanang, Sumber Widodaren (Wendit Wedok), dan Sumberingin.

Coban dan mata air ini mengaliri sungai di wilayah timur Malang seperti Kali Amprong, Kali Jae, Kali Bango, Kali Manten dan masih banyak lagi. Kali-kali ini pada akhirnya bertemu di wilayah selatan Malang dengan kali atau sungai besar yakni Kali Brantas.

Keadaan sungai-sungai di daerah udik masih bisa dikatakan cukup bersih dalam arti masih terbebas dari polusi. Memang kadang tampak demikian keruh yang diakibatkan erosi yang dibawa arus sungai dari tebing-tebing curam atau hutan-hutan di wilayah pegunungan. Erosi inilah yang membawa atau menghanyutkan pasir dan batu yang menjadi berkah bagi manusia yang tinggal di sekitarnya. Penduduk yang tidak mempunyai lahan untuk bertani bekerja mencari pasir dan batu sebagai bahan bangunan. Selain aliran sungai-sungai ini juga membawa berkah dengan adanya pembangunan embung-embung pemeliharaan ikan serta kolam-kolam pemancingan. Paling tidak di wilayah timur Malang baik di Kecamatan Pakis, Tumpang, dan Poncokusumo ada sekitar 35 kolam pemancingan.

Kali Amprong (dokumen pribadi)

Kali Bango (dokumen pribadi)

Kali Amprong (dokumen pribadi)

Anak sungai Kali Amprong (dokumen pribadi)

Beberapa kilometer dari sumber mata air, sungai mulai tercemar oleh limbah pertanian seperti pestisida, herbisida, dan pupuk bahkan botol dan pembungkusnya. Selain itu juga tercemar kotoran hewan yakni sapi dan kambing yang dibuang melalui parit-parit dari perdesaan. Namun demikian, masyarakat perdesaan masih menggunakan untuk MCK (mandi cuci kakus) terutama saat di sawah dan ladang karena akses mendapat air bersih belum terpenuhi. Penggunaan sungai sebagai MCK ini semakin menambah pencemaran karena masyarakat sering membuang bungkus sabun, shampo, dan deterjen. Akibat dari pencemaran ini tentu saja mengurangi secara drastis kehidupan di dalam sungai.

Mata air Sumberingin (dokumen pribadi)

Embung Malang Suko, Tumpang (dokumen pribadi)

Anak sungai Kali Amprong Desa Malangsuko. (dokumen pribadi)

Sejak semakin gencarnya pembangunan dan pengembangan desa wisata untuk mendongkrak perekonomian masyarakat di wilayah timur, pencemaran semakin menjadi. Kesadaran wisatawan dan kurangnya pengelolaan secara profesional untuk menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat masih kurang sekali. Terbatasnya tempat sampah serta keengganan pengunjung membuang sampah pada tempatnya menjadi sumber pencemaran utama. Membuang botol minuman dan makanan dalam kemasan mudah ditemukan. Padahal botol dan bungkus yang dibuang semaunya bisa menjadi penyumbat aliran air ketika hanyut dan tersangkut di akar dan ranting semak belukar di tepi sungai. Sumbatan inilah kadang menjadi bendungan kecil dan ketika tidak tertahan oleh tekanan dan debit air lagi akan jebol dan menjadi banjir bandang tak terduga.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline