Lihat ke Halaman Asli

Inspirasi Berbagi dari Pare yang Memotivasi

Diperbarui: 2 Oktober 2016   00:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekali lagi, bertemu dengan event akbar Kompasianival. Bila tahun lalu serba terburu-buru karena masih baru menapaki Ibukota, kali ini setidaknya bisa berkontribusi. Sedikit berbagi inspirasi yang semoga bermanfaat dan kena di hati.

"Kompasianival Berbagi", itu tema besarnya. Tema yang membuat ingatan berputar kembali pada suatu pengalaman unik di Kampung Inggris, Pare, Kediri pada 2009 lalu.

Pare adalah tempat yang serba minimalis. Mulai dari luas daerah hingga gaya hidup. Sewa tempat tinggal, transportasi, kuliner, hingga hiburan semua murah meriah. Di sisi lain, Pare memberikan banyak pelajaran dan kenangan berharga.

Satu di antaranya adalah hari itu. Ya hari itu.

Aku harus kembali ke Malang untuk KRS-an (Kartu Rencana Studi). Waktu itu liburan semester dan aku mengambil kursus bahasa sebulan di Pare. Butuh waktu satu hari untuk menyelesaikan semua urusan dan aku perlu izin tidak ikut kelas sejenak.

Soal izin tidak ada kendala dan bisa dipahami. Masalahanya ialah pada bagaimana dan dengan apa aku bisa pergi ke Malang lalu kembali ke Pare?

Biasalah, masalah klasik sebagian besar mahasiswa ialah berkaitan dengan dana alias uang. Waktu itu tanggal tua dan sisa uangku hanya tinggal Rp20 ribu. Sementara kiriman bulanan dari orang tua baru akan masuk di awal bulan, tepatnya tiga hari lagi. Di sisi lain, ongkos transportasi Pare-Malang dan Malang-Pare membutuhkan Rp40 ribu.

Usaha lain?

Bila itu meminta ke orang tua lagi, aku tidak berani dan tidak tega. Ada banyak faktor yang melatarbelakangi itu. Satu di antaranya ialah musibah kacamata pecah yang baru terjadi seminggu lalu. Itu butuh biaya lumayan tinggi mengingat minus yang tinggi plus silinder. Ditambah biaya SPP kuliah yang lumayan untuk bisa KRS-an. Aku tidak sampai hati berkeluh kesah.

Pinjam ke teman? Beberapa teman dekat sudah dimintai bantuan, tapi entah kenapa waktu itu semua lagi tidak memiliki uang untuk dipinjamkan. Aku bisa memahami itu karena kami sama-sama mahasiswa.

Pilihan terakhirku ialah nekat berangkat dengan uang pas hanya untuk sekali jalan, Pare-Malang. Rencanaku meminjam uang secukupnya pada Ibu Kos di Malang yang sudah seperti saudara. Pilihan inilah yang membawaku pada sebuah kejadian yang indah. Sesuatu yang seperti keajaiban, namun bila ditelisik itu adalah buah dari apa yang telah ditanam selama ini. Peristiwa yang membuatku mengaitkannya dengan tema Kompasianival Berbagi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline