Lihat ke Halaman Asli

Ardi lutfi

pelajar

My High School Life

Diperbarui: 27 Februari 2020   00:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Aku pergi ke sekolah seperti bisa. Hanya saja hari ini sedikit berbeda dari hari-hari yang biasanya kulalui, karena hari ini adalah awal dari tahun ajaran baru. Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, awal tahun ini dimulai dengan upacara penyambutan siswa baru dan dilanjutkan dengan pidato kepala sekolah.

Setiap pergantian tahun ajaran, sekolah kami ini selalu mengadakan tes untuk menentukan kelas yang akan menjadi tempat kami untuk belajar selama satu tahun ke depan. Aku tak ambil pusing seperti siswa atau siswi kebanyaan karena aku beranggapan tes ini tidak akan berpengaruh besar untuk kedepenya. Biasanya tes ini hanya dilakukan selama dua hari saja. Dan setelah tes tersebut selesai, hasilnya akan ditempelkan di mading sekolah untuk memberitahu kelas mana yang akan menjadi tempat untuk belajar.

Aku mencari dengan teliti mengecek satu-persatu kelas yang ada untuk menemukan namaku berada di kelas apa. Saat itu lah aku menemukan namaku yang terpampang di mading sekolah berada di kelas 2-C. Setelah mengetahui kelas mana yang akan aku tempati, aku pun langsung menuju kelas tersebut.

Setibanya di depan kelas aku tak langsung masuk, tetapi aku berdiam diri sejenak untuk menarik napas sambil menyiapkan mental sebelum masuk. Ketika aku membuka pintu, aku melihat sudah banyak orang yang saling mengenal. Ada pula yang sudah membentuk kelompok-kelompok kecil. Aku metatap sekitar untuk mencari tempat duduk yang kosong. 

Aku pun memutuskan untuk duduk tepat disamping jendela meskipun masih banyak tempat duduk yang kosong. Aku memilih tempat ini karena aku lebih suka menyindiri, berada di samping jendela sambil membaca buku dan mendenganrkan musik.  Selain itu juga aku memilih posisi ini karena menurutku posisi ini lah yang paling nyaman bagiku. Tempat dimana  yang memungkinkanku untuk tidak terlalu diperhatikan oleh orang lain. Karena pada dasarnya aku tak terlalu suka bersosialisasi dan selalu sendiri.

Selang beberapa saat, bel tanda masuk pun berbunyi disertai dengan masuknya wali kelas baru kami.

"Pagi semuanya. Ibu sekarang adalah wali kelas baru kalian. Nama ibu Iriana. Ibu di sini mengajar matematika. Nah sekarang mari kita mulai perkenalanya."

Perkenalan pun dimulai. Satu persatu anak berdiri sesuai dengan yang di tunjuk oleh wali kelas baru kita ini. Ketika giliranku tiba, aku pun langsung berdiri dan memperkenalkan diriku. Perkenalan dariku sangat singkat sampai-sampai semua murid terlihat bingung dengan apa yang baru saja mereka dengar.

Ketika anak terakhir baru saja selesai memperkenalkan dirinya, tiba-tiba saja pintu kelas terbuka.

"Pe... permisi."

 Terlihat seorang siswi yang terengah-engah berdiri di depan pintu kelas sambil metatap sang guru. Jelas saja hal ini langsung mengejutkan seisi kelas dan membuat semua murid yang ada mulai gaduh mempertanyakan siapakah siswi yang baru datang tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline