Lihat ke Halaman Asli

Ardiansyah

Pendidik

Untuk Hujan yang Berserah dari Basahnya Diri

Diperbarui: 14 Februari 2024   01:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hujan di Balik Jendela

Kaca berkabut, diusap jemari lelah

Tetesan rintik turun menyisakan basah 

Seperti peluh rindu mengering di paras masa silam 

Di ruang di mana kenangan mengendap diam

Langit menangis, mengaburkan batas cakrawala 

Pohon-pohon tua pun merunduk pasrah pada kepala Ingatan berputar, serupa angin puyuh menerpa 

Bayanganmu merajai pikir, membuat rasa tak pernah reda

Kita bagai dua ranting patah, dihanyutkan sungai deras 

Terbawa arus takdir dengan jalan berliku menebas 

Mencoba tegar membangun benteng dari keping hati 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline