Lihat ke Halaman Asli

Generasi Muda Harus Terus Suarakan Semangat Perdamaian

Diperbarui: 1 Desember 2017   06:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Generasi Damai - http://generasi.dutadamai.id

Generasi muda merupakan generasi penerus bangsa. Dalam sejarah perjuangan negeri ini, tidak bisa dilepaskan dari peranan generasi muda. Para pendiri bangsa ini, merupakan kumpulan anak muda yang mempunyai kreatifitas dan inovasi, tapi mempunyai pemikirian yang berwawasan kebangsaan. Berkat dorongan mereka semua, Indonesia bisa merdeka dan menjadi negara yang berdaulat hingga saat ini. Sudah semestinya, generasi muda era dulu dijadikan tauladan, bagi generasi muda zaman now. Semangat untuk menyatukan keberagaman dalam wadah NKRI, harus kita jadikan contoh.

Semua orang mempunyai kontribusi positif. Seorang WR Soepratman misalnya. Melalui lagi, bisa menyatukan semua keberagaman yang dimiliki oleh negeri ini. Sampai akhirnya lagu Indonesia Raya dijadikan sebagai lagu kebangsaan. Seorang Soekarno, meski masih relative muda ketika itu, sudah mempunyai pemikiran yang visioner. Sebagai seorang muda, dia mampu menyerap ilmu dari berbagai guru-gurunya, sampai akhirnya mengantarkan dia menjadi presiden pertama republik Indonesia. Dan tidak ada satupun generasi dahulu yang menyuarakan anti keberagaman, yang menyuarakan kebencian, bahkan menyuarakan perpecahan. Semuanya menyuarakan perdamaian Indonesia.

Bagaimana generasi muda saat ini? Banyak juga anak muda yang menyuarakan semangat perdamaian, tapi tidak sedikit pula anak muda yang justru menyuarakan kebencian. Dan karena ujaran kebencian inilah, tak jarang berdampak pada konflik di masyarakat. Banyak contoh konflik di negeri ini, yang terjadi lantaran ujaran kebencian yang disebarkan melalui media sosial. Dan selaku generasi milenial, generasi muda harus mampu menjauhkan dairi dari segala bibit kebencian. Karena bibit kebencian ini mendekatkan diri pada perilaku intoleran dan bahkan perilaku teror. Karena bibit kebencian ini pula, menyebabkan salah satu pihak merasa paling benar, dan pihak lain dianggap sebagai pihak yang salah.

Hanya karena dasar suka tidak suka, aksi persekusi bisa terjadi. Hanya karena muslim dan non muslim, seseorang bisa dinyatakan kafir secara sepihak. Dan ironisnya, ada juga generasi muda yang justru masif melakukan perbuatan tidak manusiawi tersebut. Disatu sisi mereka berteriak tentang nilai-nilai agama, disisi lain mereka sibuk mencari kesibukan orang lain, ketika ada pihak yang melakukan kritik, hal itu justru dianggap sebagai bentuk penghinaan. Generasi muda zaman now, seharusnya menjadi generasi pemersatu, seperti yang telah ditunjukkan oleh para pendiri negeri ini. Generasi saat ini, harus menjadi generasi yang cerdas dan visioner, seperti yang telah dicontohkan oleh Soekarno.

Mari mengisi kemerdekaan ini dengan segala hal yang positif, yang berguna untuk kepentingan masyarakat. Indonesia merupakan negara yang kaya akan keberagaman budaya, keberagaman sumber daya alam dan manusia, membutuhkan generasi yang mampu mengolah keberagaman ini. Keberagaman negeri harus diolah bukan dipermasalahkan. Karena keberagaman ini sejatinya merupakan anugerah yang diberikan Tuhan, untuk kita jaga, kita lestarikan, dan kita tanamkan pada generasi berikutnya. Dengan menjaga semangat keberagaman dan kebersamaan, bibit kebencian yang sempat beredar ini bisa diminimalisir. Mari kita sebarkan semangat gotong royong, semangat toleransi, semangat tenggang rasa kepada siapa saja. Jika anak muda bisa melakukan itu semua, maka perdamaian akan tercipta di negeri yang kaya ini. 

Salam.                                            




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline